14.4 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Omset Pedagang Tradisional Anjlok, Kredit Masih Ditagih

Medan. MISTAR.ID
Pandemi Covid-19 memberi dampak yang signifikan bagi semua lini kehidupan. Tidak terkecuali bagi para pedagang di pasar tradisional. Meskipun semua orang membutuhkan pangan untuk melajutkan hidup saat pandemi ini, namun tetap saja omset para pedagang di Pasar Tradisional di Medan menurun drastis.

Diperkirakan penurunan pendapatan bagi mereka mencapai hingga 60 persen. Bahkan sebagian toko tutup dan meliburkan karyawannya.

Ketua Umum DPP Pelindung Persaudaraan Pedagang Pasar Bersatu (P4B), Suwarno Minggu, (19/4/20) mengatakan sejak pandemi korona dan himbaun pemerintah, suasana pasar tampak sepi.

“Semenjak Pandemi Corona melanda Kota Medan dan warga dilarang keluar rumah serta pembatasan jarak sosial suasana pasar tampak sepi. Bila ada pembeli itu hanya ditempat pembelian bahan sembako itu pun tidak seramai hari biasanya sebelum dilanda virus Covid 19,” ucap
Pemiliki usaha Santan Kelapa Suwarno ini mengaku, kalau saat ini, omset usaha santan kelapa yang Ia kelola juga sangat menurun drastis. Banyak permintaan pelanggannya seperti hotel, restoran, toko roti dan lainnya menunda pesanan akibat tutup.

” Ini saja, saya contohkan telah berdampak bagi saya, dan meskipun saya tetap buka, namun saya juga telah mengurangi karyawan saya sementara untuk mengurangi biaya kerugian operasional sehari-hari,” katanya.

Namun dirinya tetap antusias bahwa pemerintah akan secepatnya dapat menuntaskan wabah pandemi corona virus Covid-19 ini dengan cepat.

Untuk itu, sambung Suwarno, kiranya ada solusi dari pemerintah termasuk pemerintah Kota Medan untuk meringankan beban para pedagang yang telah mengalami kemerosotan drastis dampak dari pembatasan aktifitas diluar rumah.

Ia berharap, Pemko Medan juga hendaknya menyediakan masker bagi para pedagang dan memberikan sanksi kepada para pedagang yang tidak mematuhi aturan seperti tidak memakai masker dan tidak menerapkan Social Distancing.

Kredit Masih Ditagih

Menurunnya daya beli masyarakat berdampak pada pendapatan para pedagang. Kekhawatiran pedagang terhadap pembayaran cicilan kredit pun semakin tinggi. Dikatakan Suwarno, para pedagang mulai mengeluhkan tentang cicilan kredit bank dan sewa tempat. Banyak pedagang yang memiliki pinjaman modal kepada Bank.
Faktanya, sampai saat ini pihak peminjam masih menagih cicilan kredit mereka.

Karena pemerintah dalam hal ini Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sebelumnya juga telah memberikan keputusan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk diteruskan kepada lembaga sektor keuangan selama pandemi corona virus (Covid-19) agar sementara menunda penagihan atau memberikan keringanan bagi pedagang yang terdampak wabah corona virus.

”Para pedagang masih terganggu karena sistem penagihan masih berjalan saat adanya instruksi OJK, ini harusnya juga dipatuhi dan pemerintah mengeluarka semacam surat himbauan bagi pihak jasa keuangan untuk di patuhi,” terangnya.

Berharap Peruntungan Di Bulan Ramadhan

Pada saat bulan puasa nanti, biasanya minat masyarakat untuk membeli kebutuhan pokok untuk keperluan persediaan selama bulan puasa meningkat.

Upaya pedagang mendekati bulan puasa Mendekati bulan puasa yang tinggal hitungan hari. Suwarno berharap ada perhatian kepada para pedagang termasuk pedagang kaki lima dan pedagang UMKM agar dapat dibantu dengan memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa pasar-pasar di Kota Medan steril dari Covid-19 dengan menyediakan alat pelindung diri (APD) dan pencuci tangan di setiap sudut pasar.

”Disinilah peran dan fungsi pemerintah untuk memberikan keyakinan bagi masyarakat untuk tidak takut dan ragu berbelanja kebutuhan pokok di pasar, sehingga dapat membantu perekonomian pedagang,”pungkasnya.

Penulis : Amsal
Editor : Rika Yoesz

Related Articles

Latest Articles