16 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Harga Gabah di Tingkat Petani pada Maret Naik 0,18%

Medan, MISTAR.ID

Berdasarkan Survei Harga Produsen Gabah di Sumatera Utara (Sumut) pada Maret 2022 telah mencatat harga penjualan gabah melalui 119 observasi transaksi penjualan gabah di 13 kabupaten terpilih mengalami kenaikan.

Survei ini dengan komposisi terbanyak didominasi oleh Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 60 observasi (50,42%), diikuti oleh Gabah Kualitas Rendah sebanyak 30 observasi (25,21%), dan Gabah Kualitas GKG sebanyak 29 observasi (24,37%).

“Di tingkat petani pada Maret 2022, harga gabah tertinggi tercatat senilai Rp5.900 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Serdang Bedagai dan GKG varietas Inpari dan Ciherang di Kabupaten Batu Bara. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.200 per kg berasal dari Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang di kabupaten Simalungun,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin melalui keterangan tertulisnya, Minggu (10/4/22).

Baca juga:Harga Gabah di Tingkat Petani pada Oktober Naik

Sementara itu, di tingkat penggilingan pada Maret 2022, harga gabah tertinggi senilai Rp6.100 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Inpari dan Ciherang di Kabupaten Batu Bara. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.250 per kg berasal dari Gabah Kualitas Rendah varietas Ciherang di kabupaten Simalungun.

“Rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen dari Rp5.393 per kg pada Februari menjadi Rp5.402 per kg pada Maret 2022. Sedangkan kelompok kualitas Gabah Kering Panen (GKP) mengalami penuruan sebesar 1,01 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp4.764 per kg menjadi Rp4.716 per kg,” sebutnya.

Sedangkan rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen dari Rp5.492 per kg pada Februari menjadi Rp5.521 per kg pada Maret 2022. Sementara Kelompok kualitas Gabah Kering Panen (GKP) mengalami penurunan sebesar 2,30 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp4.910 per kg menjadi Rp4.797 per kg.

Nurul juga menyebutkan untuk Nilai Tukar Petani (NTP) yakni perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) juga menunjukkan naik 2,24 persen atau tercatat sebesar 128,65 dibandingkan dengan NTP Februari 2022, yaitu sebesar 125,83.

Baca juga:Harga Gabah Anjlok, Petani Enggan Panen Padi

Kenaikan NTP Maret 2022 disebabkan oleh naiknya NTP pada empat subsektor, yaitu NTP subsektor Hortikultura sebesar 4,48 persen, NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 3,66 persen, NTP subsektor Peternakan sebesar 0,55 persen, dan NTP subsektor Perikanan sebesar 0,77 persen. Sementara itu, NTP subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 1,05 persen.

“Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Maret 2022, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,99 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Maret 2022 sebesar 128,07 atau naik sebesar 2,59 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya,” pungkasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles