13.7 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Ternyata Hewan Ini yang Memecah Komponen Mikroplastik Menjadi Nanoplastik di Laut

MISTAR.ID

Mikroplastik tersebar luas di laut dan samudera, dan efeknya yang berbahaya pada banyak hewan laut telah diketahui secara luas. Namun, setidaknya kita tahu sedikit tentang mikroplastik di sungai, laut dan danau air tawar.

Kami masih tidak tahu persis dari mana komponen ini berasal, di mana mereka berakhir, dan yang terpenting, kerusakan apa yang dapat disebabkan jika komponen ini masuk ke rantai makanan.

Sampai sekarang, fragmentasi plastik sebagian besar telah dikaitkan dengan proses seperti sinar matahari atau aksi gelombang, yang dapat memakan waktu bertahun-tahun atau puluhan tahun. Dan ternyata makhluk kecil seperti udang bisa melakukan pekerjaan yang sama lebih cepat.

Seorang penelitiyang berspesialisasi dalam mikroplastik di lingkungan, Alicia Mateos Cardenas dalam penelitian terbarunya bersama rekannya, telah menunjukkan bahwa mikroplastik (potongan plastik lebih kecil dari 5 mm) di air tawar dipecah menjadi nanoplastik yang lebih kecil (lebih kecil dari satu mikrometer, ukurannya setidaknya lima ribu kali lebih kecil) oleh jenis hewan invertebrata air tawar, dan ini mungkin terjadi jauh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Baca juga: Mulai Terkuak, Misteri Kematian Ratusan Gajah di Botswana

Hasil penelitiannya, yang baru diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Reports, menyoroti peran fragmentasi biologis mikroplastik, yang sejauh ini belum diketahui.

Hewan yang dimaksud adalah krustasea (udang) sepanjang 2 cm, hewan amphipod air tawar dengan nama ilmiah Gammarus duebeni. Spesies spesifik ini hidup di aliran Irlandia, tetapi termasuk dalam kelompok invertebrata yang lebih besar yang umum di air tawar dan lautan di seluruh dunia.

Temuan kami ini memiliki konsekuensi besar bagi bagaimana kita memahami nasib lingkungan dari plastik mikro, kata Alicia.

Eksperimen pertama kami telah dilakukan untuk memahami efek negatif potensial (jika ada) dari mikroplastik dalam amphipod. Namun, beberapa hasil awal yang mengejutkan membuat saya menjalankan eksperimen baru yang berfokus pada mengumpulkan bukti untuk menunjukkan bahwa plastik sedang terfragmentasi secara biologis-oleh G. duebeni sendiri.

Baca juga: Gorila dengan Manusia Ada Kesamaan dalam Hal Persahabatan, Ini Persamaannya

Untuk mengetahui hal ini, saya memaparkan amphipoda di laboratorium ke jenis mikroplastik tertentu yang memiliki pewarna tertentu. Saya kemudian membedah saluran pencernaan amphipoda dan memvisualisasikannya di bawah mikroskop fluoresensi, yang mampu melacak mikroplastik yang dicelup dalam jaringan hewan.

Kami kemudian menyimpulkan bahwa Gammarus duebeni mampu memecah- mecah plastik mikro menjadi berbagai bentuk dan ukuran, termasuk nanoplastik, dalam waktu kurang dari empat hari.

Kami dapat melacak fragmentasi seperti itu karena plastik mikro yang kami gunakan awalnya “microbeads” dengan bentuk bola sempurna. Oleh karena itu, setiap plastik dengan bentuk yang tidak beraturan pasti telah terfragmentasi oleh hewan, dan hampir 66 persen dari mikroplastik yang ditemukan dalam usus memang telah terfragmentasi dengan cara ini.

Hebatnya, proporsi fragmen plastik yang lebih kecil adalah yang tertinggi ketika amphipoda “dibersihkan” di lab di lingkungan yang bersih tanpa plastik tetapi dengan makanan mereka. Temuan ini menunjukkan bahwa fragmentasi biologis dapat terkait erat dengan proses pemberian makan.

Baca juga: Soal Corona, Bupati Taput: Sampaikan Informasi yang Benar dan Mengedukasi

Kami juga menjalankan beberapa pemeriksaan kontrol kualitas, beberapa percobaan samping untuk memastikan bahwa plastik itu memang terfragmentasi oleh amphipoda dan bukan sumber lain, dan bahwa kami secara akurat memvisualisasikan partikel fluoresensi.

Mikroplastik dalam rantai makanan. Mengapa ini penting? Kita sudah tahu bahwa plastik mikro dapat terakumulasi dalam usus burung laut dan ikan, dan pemahaman kita saat ini adalah bahwa partikel nanoplastik yang lebih kecil bahkan dapat menembus sel dan jaringan, di mana efeknya bisa lebih sulit untuk diprediksi.

Oleh karena itu temuan bahwa hewan biasa dapat dengan cepat menghasilkan sejumlah besar nanoplastik sangat mengkhawatirkan. Karena krustasea yang kita lihat dimakan oleh ikan dan burung, setiap fragmen nanoplastik yang mereka hasilkan juga mungkin memasuki rantai makanan.

Sebagai contoh, para ilmuwan di University of Cardiff baru-baru ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa plastik mikro telah dipindahkan ke rantai makanan di sungai, dari invertebrata kecil hingga ke burung dipper, satu-satunya burung penyanyi yang dapat berenang di bawah air. Mereka melihat muntahan burung dan tinja dari dari burung dewasa dan burung yang asih muda, menemukan mikroplastik dari dalam mereka semua.

Kami masih belum tahu persis apa efek transfer mikroplastik ini pada burung-burung, terutama pada tahap awal kehidupan mereka. Tetapi hasil kami pada fragmentasi biologis mikroplastik akan membantu kami untuk memahami peran hewan dalam menentukan nasib plastik di perairan kita.(ScienceAlert/Jul/hm07)

Related Articles

Latest Articles