MISTAR.ID
Ratusan gajah yang mati secara misterius di Okavango Delta yang terkenal di Botswana kemungkinan diakibatkan oleh racun alami, kata departemen satwa liar, Jumat (30 Juli 2020)
Negara Afrika selatan yang terkurung daratan itu memiliki populasi gajah terbesar di dunia, diperkirakan sekitar 130.000. Sekitar 300 dari mereka telah ditemukan sekarat sejak Maret. Pihak berwenang sejauh ini telah mengesampingkan antraks, serta perburuan liar sebagai penyebab kematian, karena semua gading ditemukan utuh.
Tes pendahuluan yang dilakukan di berbagai negara sejauh ini belum sepenuhnya konklusif dan lebih banyak yang harus dilakukan, kata ketua Departemen Margasatwa dan Taman Cyril Taolo kepada AFP dalam sebuah wawancara telepon.
“Tetapi berdasarkan beberapa hasil awal yang kami terima, kami melihat racun yang terjadi secara alami sebagai penyebab potensial,” katanya.
Baca juga:Â Lakukan Kunjungan Edukasi, MIS Terpadu AL-Washliyah Sambangi Pelaku Usaha
“Sampai saat ini kami belum menetapkan kesimpulan tentang apa penyebab kematian”.
Dia menjelaskan bahwa beberapa bakteri secara alami dapat menghasilkan racun, terutama dalam air yang tergenang. Pemerintah sejauh ini menetapkan bahwa 281 gajah mati, walaupun para konservasionis independen mengatakan ada lebih dari 350 ekor.
Kematian tersebut pertama kali diketahui oleh badan amal konservasi satwa liar, Elephants Without Borders (EWB), yang laporan rahasianya yang merujuk pada 356 gajah yang mati, dan hal ini bocor ke media pada awal Juli.
Baca juga:Â Gorila dengan Manusia Ada Kesamaan dalam Hal Persahabatan, Ini Persamaannya
EWB menduga gajah-gajah tersebut telah sekarat di daerah itu selama sekitar tiga bulan, dan kematian tidak terbatas pada usia atau jenis kelamin. Beberapa gajah hidup tampak lemah, lesu dan kurus, dengan beberapa menunjukkan tanda-tanda disorientasi, kesulitan berjalan atau pincang, kata EWB.(ScienceAlert/Jul/hm07)
