10.8 C
New York
Monday, May 6, 2024

Ini Dia Masker Covid-19 Rekomendasi WHO dan Pakar Kesehatan

Medan, MISTAR.ID

Setelah lama tidak pernah dibicarakan, belakangan keberadaan masker kembali jadi perhatian serius. Hal ini terjadi setelah petugas di stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Bekasi, Jakarta Barat, pada Senin (14/9/20) melakukan pelarangan menggunakan masker Scuba dan Buff.

Alasan pelarangan itu, karena masker Scuba dan Buff kurang mampu menangkal tetesan atau droplet.

Mengenai masker ini, Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah mengeluarkan rekomendasi bagi masyarakat untuk melawan virus corona.

Baca Juga: Masker Scuba dan Buff Dilarang Dipakai, Ini Alasannya

Seperti dikatakan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip Korea Times, menyatakan, WHO telah mengubah sarannya tentang penggunaan masker wajah di tengah pandemi corona.

WHO menegaskan, masker harus dipakai di tempat-tempat di mana virus tersebar luas dan masyarakat sulit untuk menerapkan jarak fisik.

Demikian juga praktisi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) DR dr Umar Zein DTM&H SpPD KPTI mengataka, masker itu memiliki tingkatan.

“Masker yang paling bagus itu adalah masker N95 maksudnya 95 persen dapat menyaring segala yg masuk ke dalam mulut. Termasuk untuk mencegah masuknya virus Covid-19,” katanya saat dihubungi Harian Mistar, Selasa (15/9/20).

Baca Juga: Pelarangan Masker Scuba, Pengamat Kesehatan: Sebaiknya Pemerintah Siapkan Masker di Fasilitas Umum

Namun, katanya, persoalan masker adalah persoalan secara penyeluruh, dan tidak hanya soal pelarangan di KRL terhadap masyarakat yang memakai masker Scuba. Untuk itu, sarannya, sebaiknya pihak pemerintah atau KRL menyediakan masker yang layak untuk masyarakat tersebut.

“Pemerintahlah dalam hal ini yang seharusnya menyediakan masker tersebut. Karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah mengamankan rakyatnya. Kalau yang mampu beli sendiri ya gak apa nah kalau tidak mampu  maka pemerintah harus sediakan lah masker seharusnya pun masker N95 yang dipakai oleh tim medis,” terangnya.

Dia mengakui, untuk mencari masker N95 saat ini memang sangat sulit, bahkan harganya mahal. Jadi standarnya pemakaian masker saat ini, kata dia, adalah masker bedah tetapi masker bedah ini juga sempat langka di Apotik. Bahkan harganya sudah naik 2 sampai 3 kali lipat dari biasanya.

Baca Juga: Cara Pakai Masker Joe Biden Jadi Bahan Ejekan Trump

“Jadi kebutuhan masker saat ini menjadi standar mutlak atau harus ada. Maka muncullah masker-masker kain, salah satunya masker Scuba ini. Akan tetapi protokol kesehatan ini bukan masker saja kan. Kita juga harus jaga jarak dan rajin cuci tangan dengan sabun di air mengalir,” jelasnya.

Dia menyarankan, agar dalam penggunaan masker, sebaiknya jangan hanya satu saja atau hanya pakai satu seharian. Harus berulang atau sekitar 5 jam pemakaian baru ganti masker baru. Kalau masih bisa di cuci ya dicuci.

Karena itu masker yang digunakan perlu menyesuaikan dengan tingkat intensitas kegiatan tertentu, termasuk untuk menghadapi merebaknya wabah virus corona.

Rekomendasi WHO

WHO mengeluarkan pedoman baru tentang komposisi masker kain non-medis untuk masyarakat umum. WHO menyarankan masker harus terdiri dari setidaknya tiga lapisan bahan yang berbeda.

Lapisan paling dalam harus terbuat dari bahan penyerap air seperti kapas dan bahan yang lebut lantaran bersentuhan langsung dengan kulit.

Kemudian lapisan tengah – yang berfungsi sebagai filter- terbuat dari bahan seperti polipropilena non-anyaman. Sedangkan lapisan luar harus terbuat dari bahan yang tahan air seperti poliester.

Masker Bedah 2 Ply/Surgical Mask 2 Ply:

Masker bedah 2 Ply alias urgical Mask 2 Ply ini, hanya terdiri dari 2 lapisan (layers) yaitu lapisan luar dan lapisan dalam tanpa lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter.

Karena tidak memiliki lapisan filter pada bagian tengah diantara lapisan luar kedap air dan dalam yang langsung kontak dengan kulit, maka tipe masker ini kurang efektif untuk menyaring droplet atau percikan yang keluar dari mulut dan hidug pemakai ketika batuk atau bersin.

Dengan begitu, masker jenis ini hanya direkomendasikan untuk pemakaian masyarakat sehari-hari yang tidak menunjukan gejala-gejala flu atau influenza yang disertai dengan batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan.

Karena mudah tembus jensi masker ini tidak direkomendasikan untuk dipakai oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan, apalagi mengani pasien yang terpapar virus corona Covid-19.

Masker Bedah 3 Ply atau Surgical Mask 3 Ply.

Masker Bedah memiliki tiga lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin.

Karena memiliki lapisan filter ini, masker bedah efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin. Namun lapisan ini bukan merupakan barier proteksi pernapasan karena tidak bisa melindungi pemakai dari terhirupnya partikel airborne yang lebih kecil.

Dengan begitu, masker ini direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukan gejala-gejala flu atau influenza yakni batuk, bersin- bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan. Masker ini juga bisa digunakann oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan.

Berdasarkan rekomendasi WHO, masker seperti ini agar dipergunakan oleh orang yang berusia 60 tahun ke atas atau mereka yang memiliki kondisi penyakit mendasar, harus mengenakan masker medis dalam situasi di mana jarak fisik tidak memungkinkan.

Selain itu masker medis harus dipergunakan oleh orang yang merawat pasien yang terinfeksi corona di rumah atau orang yang berada di ruangan yang sama.

Bagi petugas kesehatan harus mengenakan masker medis plus peralatan pelindung diri (APD) ketika berhadapan dengan pasien Covid-19 atau orang yang dicurigai atau dikonfirmasi.

Tetapi dalam pembaruan petugas layanan kesehatan, WHO juga merekomendasikan bahwa di daerah dengan penyebaran virus yang meluas, semua orang yang bekerja di bagian klinis dari fasilitas kesehatan harus memakai masker medis.

Masker N95 (atau ekuivalen):

Masker N95 adalah masker yang lazim dibicarakan dan merupakan kelompok masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai (disposable). Kelompok jenis masker ini memiliki kelebihan tidak hanya melindungi pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga cairan hingga berukuran aerosol.

Masker jenis ini pun memiliki face seal fit yang ketat sehingga mendukung pemakai terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit dipastikan terpasang dengan benar.

Adapun jenis masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) yang ekuivalen dengan N95 yaitu FFP2 (EN 149- 2001, Eropa), KN95 (GB2626-2006, China), P2 (AS/NZA) 1716:2012, Australia/New Zealand), KF94 (KMOEL-2017-64, Korea), DS (JMHLW-Notification 214,2018, Jepang).

Kelompok masker ini direkomendasikan terutama untuk tenaga kesehatan yang harus kontak erat secara langsung menangani kasus dengan tingkat infeksius yang tinggi seperti pasien positif terinfeksi virus corona Covid-19.

Reusable Facepiece Respirator:

Tipe masker ini memiliki keefektifan filter lebih tinggi dibanding N95 meskipun tergantung filter yang digunakan. Karena memiliki kemampuan filter lebih tinggi dibanding N95, tipe masker ini dapat juga menyaring hingga bentuk gas.

Tipe masker ini direkomendasikan dan lazim digunakan untuk pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya. Tipe masker ini dapat digunakan berkali- kali selama face seal tidak rusak dan harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar sebelum digunakan kembali.(anita/kontan/hm02)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles