Asahan, MISTAR.ID
Warga Jalan Gajah Lingkungan 0I Kelurahan Sei Renggas, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan mengaku resah dengan keberadaan tangkahan pasir. Pasalnya, pengusaha tangkahan pasir tidak pernah peduli dengan keluhan para warga sekitar.
Demikian hal itu disampaikan oleh Jumar (50) warga sekitar kepada Mistar yang ditemui di rumahnya, Rabu (2/12/20). Menurut Jumar, bahwa adanya tangkahan pasir di sepanjang aliran sungai silau tidak selalu memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Kamilah warga Jalan Gajah LK.I Kelurahan Sei Renggas Kecamatan Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan adalah contoh kecil dari akibat pelaku usaha yang tidak perduli dengan Lingkungan,” jelasnya.
Jumar juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan tindakan kepada pengusaha tangkahan batu itu, mulai dari Batar dan Khaidir.
Baca juga:Â Mahasiswa Malikulsaleh Aceh Utara Bagi-bagi Hand Sanitizer di Asahan
“Kedua pengusaha tersebut tidak memikirkan apa yang menjadi keresahan masyarakat selama ini. Mulai dari jalan yang rusak, kebisingan yang mengganggu kegiatan ibadah di musholla Al-ikhlas, kondisi parit yang dangkal, debu dan asap saat panas dari kendaraan dump truk yang melintas berulang-ulang sudah jadi pemandangan yang biasa selama dua tahun belakangan,” terangnya.
Mirisnya, Didi Prasetyo Lurah Sei Renggas sepertinya tidak bisa berbuat banyak. Padahal diketahui bahwa Batar dan Khaidir tidak memiliki dokumen lingkungan hidup untuk usaha mereka. Itu diperjelas oleh Poniran dari Dinas Lingkungan Hidup pada Mistar hari Rabu (2/12/20). Jika pemilik usaha tangkahan tidak memiliki dokumen Lingkungan Hidup artinya itu illegal.
Jalan Gajah yang rusak itu juga merupakan bagian dari kelalaian Didi Prasetyo Lurah Sei Renggas yang membiarkan armada Dum TRUCK merusak Bu aset negara selama Tangkahan pasir beroperasi. Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Asahan segera mengambil sikap. ( Junimar/zh/Jhon beker/hm07)
