10.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Sumut Siaga Penanggulangan Bencana Karhutla

Medan, MISTAR.ID

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengajak seluruh stakeholder untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan dan lahan di wilayah Provinsi Sumut. Hal itu disampaikannya saat memimpin apel kesiapan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Lanud Soewondo Medan, Jumat (12/8/22).

“Oleh karena itu melalui kegiatan ini diharapkan untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, TNI-Polri dan seluruh instansi terkait lainnya dan organisasi pecinta lingkungan,” sebut dia.

Menurut Gubsu, berdasarkan data yang ada pada semester pertama, tahun 2022 terdapat 206 hotspot dan 156 kejadian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumut. Hal tersebut mengalami peningkatan sebanyak 36 titik bila dibandingkan dengan semester satu tahun 2021.

Baca Juga:Kapolres Sergai: Penanganan Karhutla Harus Kerja Sama Seluruh Instansi

Jumlah hotspot tersebut juga mengalami peningkatan cukup signifikan bila dibandingkan bulan sebelumnya, di mana bulan Juni 2022 terdapat 14 hotspot sementara bulan Juli 2022 terdapat 146 titik hotspot atau mengalami kenaikan 942 persen.

Wilayah hotspot tersebut terbanyak dari periode Juni dan Juli adalah Kabupaten Tapanuli Utara 37 titik, Tapanuli Tengah 23 titik, Labuhabatu 20 titik, Toba 18 titik dan Kabupaten Tapanuli Selatan 5 titik.

“Peningkatan hotspot yang cukup tinggi terjadi dalam kurun waktu beberapa hari terakhir di mana terdapat 212 titik api yang tersebar di wilayah Sumut untuk periode 1 hingga 9 Agustus 2022,” jelas Edy.

Baca Juga:Karhutla di Danau Toba, Terduga Pelaku Tak Ditahan

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak mengatakan ada 436 kasus Karhutla yang ditemukan dengan menggunakan satelit dan alat-alat canggih yang ada di Polda Sumut. Dari 436 titik api tersebut setelah dikonfirmasi dan dicek ada 315 yang benar-benar ada titik apinya dengan klasifikasi low, middle dan high.

“Dari jumlah kasus tersebut kita sudah melakukan penegakan hukum pada masyarakat. Yang mana penegakan hukum adalah alternatif terakhir karena banyak kasus dilakukan dengan sengaja oleh mereka yang membersihkan lahan dan apinya dibiarkan begitu saja,” ucapnya usai apel.

Menurut dia, cuaca yang sangat panas maka membuat kebakaran hutan disekitarnya menjadi sangat cepat.

“Namun kita lebih mengutamakan sosialisasi dan pendekatan ke masyarakat agar mereka tak membersihkan lahan dengan cara membakar karena kondisi cuaca panas dan cukup kering,” katanya.  (saut/hm14)

Related Articles

Latest Articles