10.1 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Sawah Tadah Hujan di Desa Rianiate Pangururan Samosir Terbengkalai, Ini Pemicunya

Samosir, MISTAR.ID

Puluhan hektar sawah tadah hujan di Desa Rianiate Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir tampak terbengkalai. Pasalnya, hujan yang ditunggu-tunggu warga tak kunjung datang.

Alhasil, musim bercocok tanam yang seharusnya berlangsung mulai pertengahan bulan Oktober sampai akhir November 2020, belum dimulai. Parahnya, bibit padi para petani, yang seharusnya sudah waktunya untuk disemaikan gagal untuk di tanam bahkan ada yang sampai dua kali menyemai bibitnya disebabkan cuaca yang tidak menentu.

Diperparah lagi, dua mesin pompanisasi yang berada di Desa Rianiate tidak mampu memenuhi kebutuhan petani. Pompa yang terletak di daerah pantai hanya mampu menjangkau sebagian lahan persawahan milik warga yang berada di Upahoda dan sebagian lagi hanya mampu mengaliri lokasi persawahan warga di pea.

“Sedangkan lokasi persawahan galung meliputi Uparoring, Nadeak, Sirimbang sampai Tibalan Napuran tidak mampu dialiri karena jarak yang terlalu jauh dari pompa air,” kata operatori E. Simbolon kepada Mistar, Selasa (3/11/20).

Baca juga: PAW DPRD Samosir, Batahan Siringo-ringo Diambil Sumpah

Dikatakan dia lagi, aliran pompanisasi yang satu lagi hanya mampu menyuplai air kepada petani berjarak 100 meter saja.

“Kita sering kali kewalahan menghadapi sejumlah permintaan warga. Musim pertanian yang serentak ini harus pandai mengatur waktu. Biasanya bila luas lahan warga 3-4 rante membutuhkan waktu hampir 1 hari sampai layak tanam. Sehingga banyak warga yang
bersungut-sungut karena lahannya lambat untuk di tanam,” terang Simbolon.

Dia juga menambahkan bila mana daya pompa di perbesar sampai 30 PK akan mampu mendorong air sampai lokasi Uparoring dan dari sana akan di aliri ke lahan pertanian di Galung. Mesin yang dipergunakan saat ini hanya berkekuatan 17 ok saja.

Terpisah, operator pompa 2 yang tidak bersedia namanya dituliskan, tidak banyak komentar terkait pertanyaan Mistar mengenai keluhan warga tentang kurang maksimalnya daya jangkau pompanisasi di desa Rianiate.

Baca juga: Pedagang Rumah Makanan Khas Batak Mengeluh di Samosir

“Yang jelas daya jangkau mesin yang saya operasikan hanya mampu menjangkau jarak 400 meter saja jarak dari mesin,” ujarnya.

Dilokasi bak penampung air, Parna Simbolon mengatakan lahan pertanian warga masih butuh tambahan mesin pompa dengan daya dorong besar yang bisa menjangkau lahan warga. Dan dari bak penampungan juga dibutuhkan mesin pembantu untuk langsung bisa mengaliri lahan persawahan warga.

“Selama ini warga hanya bisa berharap huja saja, bila mana kemarau seringkali gagal panen. 3-4 tahun terakhir banyak warga yang gagal panen” imbuhnya.

Parna berharap adanya respon positif dari dinas terkait dengan pemberitaan ini. Dan secepatnya menurunkan bantuan mesin pompa supaya pertanian di Desa Rianiate semakin maju dan berkembang.
(Sawangin/hm07)

Related Articles

Latest Articles