12.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Percepatan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Sumut Kembalikan Fungsi Lahan

Medan, MISTAR.ID

Guna menyampaikan informasi, meningkatkan dukungan dan komitmen bersama antara stakeholder serta menghimpun partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi mangrove, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Republik Indonesia, menyelenggarakan acara Sosialisasi Percepatan Rehabilitasi Mangrove Tingkat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) secara virtual, Rabu (14/7/21).

Sekretaris BRGM Republik Indonesia, Ayu Dewi Utari dalam sosialisasinya menyampaikan ekosistem mangrove sangat penting sekali. Terutama pada lahan yang dulunya area mangrove yang sudah mengalami perubahan penggunaan dan juga perubahan peruntukan.

“Penting diketahui ketika kita merehabilitasi mangrove di tambak milik petani bukan berarti kemudian tambak itu berubah fungsi jadi kawasan hutan atau jadi tanah negara. Karenanya, di tempat penolakan hutan mangrove harus diinformasikan bahwa pemahaman itu salah. Penanaman mangrove itu akan mengembalikan fungsi lahan, mengembalikan kondisi lahan yang semula gambut kemudian dibuka untuk tambak. Kemudian mengakibatkan kurangnya produktivitas tambak nah ini diharapkan masalah itu teratasi,” katanya.

Baca juga: Peringati HLHS, Pemkab Batu Bara Tanam 3100 Pohon Mangrove

Karenanya, sambung Ayu di beberapa daerah keberadaan mangrove itu sebagai feral (area liar) yang akan mengurangi hantaman ombak. Kedua, mangrove merupakan tempat pijakan bagi satwa laut terutama ikan dan kepiting. Sehingga dengan ekosistem mangrove ini pasti akan diharapkan meningkatkan produktivitas tambak-tambak yang dikelola oleh masyarakat. “Banyak lagi yang diharapkan dalam rehabilitasi mangrove ini,” imbuhnya.

Dalam posisi ini BRGM, sambungnya melaksanakan rehabilitasi mangrove bersama dengan rekan-rekan dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL). Baik dari BPDASHL Wampu Sei Ular juga dari BPDASHL Asahan Barumun. Dalam pelaksanan ini juga telah dipersiapkan koordinator lapangan membantu secara teknis dan administrasi dari kegiatan rehabilitasi mangrove.

“Perlu diketahui rehabilitasi mangrove ini dilakukan dengan skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terutama menanggulangi dampak Covid-19 ini yang dikerjakan selama 5 hari. Karena ini PEN dan padat karya jadi pembayarannya tidak secara cash atau tunai tapi ditransfer melalui rekening dan mohon tidak ada masalah terkait rekening,” jelasnya.

Dalam posisi ini dukungan seluruh pihak sangat dibutuhkan terutama pemerintah daerah karena rehabilitasi mangrove ini tugas bersama yang harus disinkronkan. “Kami yakin kegiatan ini tidak akan bentrok antar wilayah tapi bersinergi satu sama lain. Terutama bantuan dari TNI AL dan Polair sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.

Baca juga: Kelompok Tani Mangrove Suka Jadi, Tetap Menjaga Kelestarian Hutan Mangrove

Ditambahkannya di bulan Juli, Agustus dan September akan dimulai panen raya propagul mangrove. Maka, harapannya adalah menjadi puncak dari penanaman yang dapat dilakukan oleh kelompok tani. “Kita ingatkan agar protokol kesehatan diterapkan dan ini merupakan target untuk pemulihan ekonomi nasional,” terangnya.

Sementara itu, salah satu pemateri dalam sosialisasi ini Teguh Prio Adi Sulistyo, Kapokja Program & Anggaran mengatakan ada sekitar Rp1,5 triliun untuk 9 provinsi yang salah satunya masuk Provinsi Sumut. Adapun target luas penanaman seluas 83.000 hektar dengan jumlah hari orang kerja 7.968 juta dan jumlah orang yang terlibat 1.577.00 orang estimasi pekerja 5 hari/1 hektar.

“Untuk di Sumut sendiri, program penetapan kelompok tani pelaksanaan dan luas area tanam kegiatan rehabilitasi mangrove tahun 2021 di Sumut yakni di BPDASHL Wampu Sei Ular jumlah kelompok tani ada 19 kelompok dengan luas lahan 2.057 hektar. Sedangkan di BPDASHL Asahan Barumun ada sebanyak 28 kelompok dengan luas lahan 1.117 hektar. Dan, data ini akan terus bertambah,” pungkasnya.

Dalam sosialisasi secara virtual ini juga diisi oleh pemateri Mayasih Wigati, Kasubpokja Perencanaan Rehabilitasi Mangrove, Onesimus Patiung, Kapokja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Sumatera, Muslim Rasyid, Kasubpokja Partisipasi Masyarakat Perdesaan, BPDASHL Asahan Barumun oleh Dwi Januanto Nugroho, Kepala BPDASHL Asahan Barumun, BPDASHL Wampu Sei Ular oleh Anang Widicahyono selaku Kepala BPDASHL Wampu Sei Ular. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles