10.1 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Pengamat: Sektor Pariwisata Masih Lesu

Medan, MISTAR.ID

Pariwisata di awal pandemi mengalami penurunan yang tajam. Bahkan hingga saat ini sektor pariwisata masih tetap lesu. Kebijakan PSBB yang diambil pemerintah dan diikuti oleh pemerintah daerah, memberikan dampak besar bagi penurunan sektor ini.

Menurut Pengamat Pariwisata Sumut, Wahyu Ario Pratomo hal tersebut ditandai dengan sepinya daerah wisata, berhenti operasi hotel, restoran, kegiatan wisata di daerah wisata. “Dampaknya, terjadi pengurangan tenaga kerja khususnya yang bergerak di pariwisata seperti hotel, restoran, agen perjalanan, dan lain-lain,” ujarnya Sabtu (16/1/21).

Namun ketika PSBB mulai dicabut, dijelaskan Wahyu mobilitas masyarakat sudah mulai bergerak menuju normal, pariwisata memberikan harapan sektor pariwisata dapat tumbuh kembali. Tepatnya sejak Juli 2020, tempat wisata sudah mulai dibuka kembali dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru.

Baca juga: Libur Cuti Bersama, Objek Wisata di Berastagi Masih Sepi Pengunjung

“Apalagi di tempat wisata sudah dilakukan penerapan protokol kesehatan, dan jenuhnya masyarakat di rumah saja selama periode PSBB. Nah, Pariwisata mulai hidup secara pelan-pelan hingga bulan Desember pertengahan. Apalagi pemerintah sudah membuat keputusan untuk memutuskan adanya cuti bersama di akhir Desember. Permintaan penerbangan, dan hotel meningkat untuk akhir tahun 2020,” jelasnya.

Namun, sambung Praktisi di Universitas Sumatera Utara (USU) ini meningkatnya korban Covid-19 di tanah air, menyebabkan pemerintah meralat kebijakannya, dan memutuskan tidak ada cuti bersama di akhir Desember. Dampaknya, pariwisata kembali lesu, karena sejumlah pembatalan dilakukan oleh masyarakat yang sudah berencana untuk berwisata di akhir tahun.

Masyarakat diperbolehkan berwisata namun dengan syarat yang cukup berat seperti rapid antigen atau dengan PCR (SWAB) test. Tentunya biayanya tidak murah untuk mengikuti prosedur tersebut. Tentu saja kebijakan ini diambil pemerintah untuk menekan laju korban Pandemi Covid-19.

Walaupun telah dihambat, ternyata antusias masyarakat untuk berwisata di penghujung tahun 2020 dan awal tahun baru 2021 masih cukup tinggi. Masyarakat masih berbondong-bondong melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata, khususnya di Pulau Jawa dan Bali. Dampak dari banyaknya masyarakat yang berkumpul dan berkerumun adalah korban yang positif terpapar Covid-19 di Indonesia kembali melonjak sekitar 10 ribu per hari.

Baca juga: Destinasi Wisata Samosir Ada Yang Ramai Ada Yang Sepi

“Bahkan kapasitas rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 juga hampir penuh semua. Langkah yang diambil pemerintah untuk menekan korban Covid-19 adalah memperketat mobilitas masyarakat, melalui kebijakan PTKM Pembatasan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM). Maka pemerintah saat ini masih fokus kepada kesehatan. Kebijakan apapun yang diambil saat ini tidak akan efektif jika masalah kesehatan tidak selesai,” terangnya.

Terkait pemberian vaksin secara cepat dan tepat diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesehatan masyarakat. Jika korban Covid-19 dapat ditekan dan tidak ada lagi kasus baru, maka seketika itu seluruh kegiatan ekonomi akan normal.

“Dan, pariwisata sendiri menjadi salah satunya yang akan tumbuh dengan cepat karena masyarakat sudah jenuh dengan pembatasan ruang gerak dan bekerja di rumah. Anak sekolah juga sudah jenuh dengan belajar daring yang hanya fokus ke layar monitor tanpa ada interaksi sosial dengan teman dan guru di sekolah,” pungkasnya. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles