7.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Penderita Stunting Meningkat di Medan

Medan, MISTAR.ID

Ketua Komisi II DPRD Medan Sudari ST mendesak keseriusan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan soal penanganan kasus stunting di Kota Medan. Pasalnya, saat ini ada sekitar 500 orang di Kota Medan terkena penyakit stunting di 19 locus.

Atas kejadian tersebut, Sudari merasa prihatin dengan masih tingginya kasus stunting di Medan. Ia juga kecewa terhadap kinerja Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kota Medan.

“Apa saja kerja Dinkes Medan selama ini. Kita minta dinkes harus fokus perbaikan kinerjanya,” tegasnya, Jumat (29/4/22).

Baca Juga:Balita Penderita Stunting Di Sergai Turun Jadi 1,3% pada 2021

Sudari mengungkapkan, dinkes ada bagian program keluarga dan gizi, namun kenapa kasus stunting justru semakin tinggi.

“Dimana masalahnya? Ini perlu ada kajian serius. Apakah pejabatnya yang tidak mau bekerja atau ada hal lain, pantas dipertanyakan,” katanya.

Untuk itu, Sudari meminta Kepala Dinas dr Taufiq Ririansyah agar proaktif melihat kinerja bawahan. “Masalah kesehatan merupakan program prioritas Wali Kota Medan, ini harus ditindaklanjuti,” sebut politisi Partai PAN itu.

Selain itu, Sudari meminta OPD Pemko Medan agar segera melakukan perbaikan lingkungan kumuh dan peningkatan kesejahteraan warga.

“Kita akan mengundang OPD terkait untuk dilakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) membahas stunting pada 9 Mei 2022,” ujarnya.

Baca Juga:Kunjungi Penderita Stunting di Medan, Ini Pesan Ketua PKK Sumut Nawal Lubis

Sementara Kepala Puskesmas Sicanang dr Trisna mengatakan, penderita gizi buruk di wilayah Puskesmas Sicanang terdapat 28 orang dan saat ini masih terus dilakukan pemantauan.

“Kita bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan memberikan makanan tambahan di Kelurahan Sicanang, Bahagia dan Bahari,” ucapnya.

dr Trisna menyebutkan, kendala saat ini karena kader Posyandu mengalami keterbatasan alat antropometri di Posyandu, Kelurahan Bahagia dan Bahari. Keterbatasan pengetahuan kader Posyandu dalam menggunakan alat antropometri terutama yang sudah tersedia alat antropometri di Kelurahan Sicanang.

Baca Juga:Akhyar Jenguk Bocah Penderita Stunting

“Kendala lainnya karena faktor ekonomi. Masih banyak kepala keluarga balita stunting yang berpenghasilan di bawah UMR dan jumlah dalam anggota keluarga lebih dari 4 orang,” terangnya.

Sedangkan Kepala Puskesmas Belawan dr Adi Raja Brando Lubis menyebutkan, jumlah penderita stunting di wilayah Puskesmas Belawan seperti Belawan I sebanyak 22 orang, Belawan II sebanyak 50 orang dan Bagan Deli 3 orang.

“Saat ini seluruh balita penderita stunting masih terus dalam pemantauan kami,” sebutnya. (rahmad/hm12)

Related Articles

Latest Articles