Dairi, MISTAR.ID
Sejumlah warga petani dan kelompok tani di Kecamatan Tigalingga, Dairi, mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi saat ini yang dikhawatirkan membuat tanaman mereka tidak berproduksi maksimal nantinya.
Keluhan itu disampaikan sejumlah petani jagung yang saat ini sudah memasuki, bahkan sebagian sudah melewati musim pupuk tanaman, Jumat (25/2/22). Sementara di lokasi berbeda di Kecamatan Tigalingga, Ketua Kelompok Tani Maju Bersama II Dusun 1 Desa Sukandebi, Gabe Malau, kepada mistar.id mengaku bahwa kedatangan pupuk subsidi tidak sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dari kios pengecer.
“Alasannya karena kelompok tani mendapatkann pupuk sebanyak 17 zak jenis urea dan 17 zak SP. Totalnya berjumlah 28 zak yang dibagi 30 KK. Artinya per KK hanya kebagian 56 Kg. Sementara kebutuhan anggota kelompok tani sesuai areal dan luas lahan yang berjumlah 30 KK itu minimal 200 Kg per KK,” ujar Gabe Malau.
Baca Juga:Petani Simalungun Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi
Disinggung apakah volume pupuk yang diterima kelompok tani dari kios pengecer tidak sesuai RDKK dikarenakan daya tebus kelompok yang tidak mampu, Gabe Malau menepisnya. Menurutnya, daya tebus petani cukup mampu. “Tetapi tidak tahu penyebabnya, apakah kendalanya di kios pengecer atau di pihak distributor. Kita tidak tahu dan tidak terlalu jauh mencampuri. Namun yang pasti kita terima tidak sesuai kebutuhan RDKK,” ujarnya.
Sekretaris Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida, Kabag Perekonomian Setda Dairi Lipinus Sembiring ketika dikonfirmasi mistar.id lewat teleponnya, Jumat (25/2/22), menyebutkan bahwa pupuk subsidi bukanlah langka. “Kita akui pupuk subsidi di Dairi bukan langka, kalau PIM atau pupuk urea, stok ada. Makanya semua kios pengecer kita dorong agar menebus sesuai kebutuhan kelompok atau warga petani. Namun untuk pupuk Petro sekarang sedang proses pengiriman dari produsen dan akan segera tiba di Dairi,” sebut Lipinus.(marihot/manru/hm15)
