23.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Kaji Tuntutan Masyarakat Akibat Kenaikan BBM, Pemprovsu Gandeng BI dan BPS Sumut

Medan, MISTAR.ID

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara tengah melakukan inventarisasi (pencatatan) tuntutan dari berbagai kelompok masyarakat, kelompok mahasiswa melakukan demo beberapa hari belakangan ini, yang berlangsung di Kota Medan terkait penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

“Tuntutannya wajar semua orang butuh, saat ini memang semua orang susah,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi kepada wartawan, usai menerima ratusan driver ojek online (Ojol) demo tolak kenaikan BBM di Kantor Gubernur Sumut, di Jalan Diponegoro, Kota Medan, Selasa (13/9/22).

Karenanya, Gubernur Edy membentuk tim terdiri dari Pemprov Sumut, Bank Indonesia (BI) Sumut, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut untuk melihat dampak kenaikan harga BBM terhadap kebutuhan bahan pokok. Termasuk berdasarkan tuntutan pendemo.

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan BBM, Driver Ojol Minta Naikkan Tarif Minimal 20%

“Tetapi kita kaji ini bersama sama, kita sedang bentuk tim ada BI, BPS ada Pemprov Sumut. Kita hitung ini,” kata mantan Pangkostrad itu.

Gubernur Edy mengungkapkan hasil perhitungan tersebut dan inventarisasi tuntutan dari berbagai aksi unjuk rasa tolak BBM akan dibuat dalam bentuk surat. Dari Pemprov Sumut akan disampaikan ke Pemerintah Pusat.

“Dari kita hitung kita akan buatkan surat, telaah staf namanya, nanti akan dikirim ke Pemerintah Pusat. Salah satunya, melampirkan tuntutan dari mahasiswa, ada kemarin dari ormas ada dari Ojol, nanti kita lampirkan ini semua,” jelas Gubernur Edy.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, menjelaskan penyampaian tersebut, ke sebagai bentuk komitmen Gubernur Edy menerima aspirasi masyarakat untuk disampaikan ke pemerintah pusat, termasuk menyampaikan dampak yang dihasilkan dari kenaikan BBM tersebut.

“Ini yang akan kita sarankan ke atas,” imbuhnya.

Baca juga: Forum Rakyat dan Aktivis Demo di Pertamina, Tolak Kenaikan Harga BBM

Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Naslindo Sirait menjelaskan untuk biaya pengangkutan kebutuhan bahan pokok dari hasil pemantauan pihaknya mengalami kenaikan sekitar 23 persen dari sebelumnya.

“Dampaknya masih kecil (rata-rata kenaikan harga di Sumut) sebesar 0,8 persen,” sebutnya.

Naslindo mengungkapkan pasca kenaikan harga BBM tidak dipungkiri ada kenaikan harga bahan pokok dan ada juga mengalami penurunan harga seperti beras rata-rata mengalami penurun sebesar Rp150 per kilogram, daging sapi turun Rp1.300 per kilogram dan ayam potong dari Rp30 ribu jadi Rp29.300 per kg.

“Untuk saat ini, kenaikan harga naik dinilai masih dalam keadaan wajar,” tutur Naslindo.

Naslindo tidak menampik masyarakat usai kenaikan harga BBM tersebut, lebih perhitungan untuk berbelanja untuk kebutuhan pokok. Sehingga membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan.

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan BBM di Medan Diwarnai Bakar Foto Ketua dan Anggota DPR RI

“Setelah kenaikan BBM orang sudah tahu naik (harga kebutuhan pokok). Jadi orang malas, psikologi pasar orang menahan di rumah. Malah justru turun dan harga-harga malah turun,” sebut Naslindo.

Naslindo mengungkapkan pada bulan September 2022, kenaikan harga kebutuhan pokok belum menunjukkan kenaikan siginifikan dan masih terpantau wajar. Namun, belum diketahui dan belum dilakukan perhitungan untuk Oktober, November dan Desember 2022.

“Tapi, kita tiga bulan ke depan kita tidak tahu. Harga-harga masih wajar, karena saya bilang tadi. Lagi-lagi psikologi pasar. Tapi, dua minggu lagi, satu bulan lagi. Ini stok baru, jadi bulan September ini masih kecil dampaknya,” jelas Naslindo. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles