11.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Jelang Nataru, Stok Kebutuhan Pokok Aman dan Harga Terkendali di Sumut

Medan, MISTAR.ID

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara (Disperindag Provinsi Sumut), mengklaim stok kebutuhan pokok aman dan terkendali menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Hal ini diungkapkan Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sumut, Barita Sihite. Kondisi ini didapatkan usai pihaknya menggelar rapat koordinasi yang digelar Disperindag Sumut bersama Bank Indonesia (BI), Satgas Pangan, Bulog Sumut dan dinas yang membidangi perdaagangan kabupaten/kota, beberapa waktu lalu.

“Termasuk juga distributor-distributor Sembako seperti beras, terigu, telur, daging dan lainnya yang di Sumut memaparkan laporannya dalam rapat itu. Maka, seluruhnya siap menghadapi Nataru. Bahkan, pantauan Satgas pangan tidak ada gejala yang mengarah kenaikan atau lonjakan harga yang menyolok, bahkan stok juga aman,” katanya saat dijumpai di ruang kerjanya, Senin (13/12/21).

Baca Juga:Sambut Nataru, Wali Kota Medan Buka Pasar Murah

Namun, sambung Barita, untuk komoditi hortikultura seperti cabai merah atau bawang merah bisa saja terjadi kenaikan. Akan tetapi data pada, Senin (13/12/21), ini tidak ada kenaikan baik untuk daging dan telur yang mulai turun.

“Saya lihat hari ini harga sudah bagus. Seperti cabai merah dan bawang merah normal. Telur ayam yang naik saat ini turun 1,6%. Begitu juga daging yang turun 0,8%. Namun untuk data yang  berkaitan dengan produk pertanian ini sangat erat kaitannya dengan cuaca/transportasi dan permintaan dari luar daerah. Sebagaimana yang kita lihat fenomenanya banyak hasil pertanian kita yang dikirim ke Batam dan Riau,” bebernya.

“Bahkan, menjelang Natal ini pengiriman juga cukup tinggi dan tidak ada alat kita untuk menjangkau itu, tidak ada alat kita seberapa banyak barang kita yang keluar Sumut. Kemarin itu di jembatan timbang tapi sekarang ada kewenangan dari pusat  atau dari Kementerian Perhubungan. Maka, alat kita untuk memantau itu kurang,” sebutnya.

Baca Juga:Memburu Minyak Goreng, Puluhan Warga Gruduk Pasar Murah di Diskop Siantar

Diungkapkannya, dalam bulan Desember ini, pihaknya telah melakukan kegiatan pasar murah minyak goreng dari pemerintah yakni, perintah dari Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bahwa adanya kenaikan CPO secara dunia menyebabkan kenaikan minyak goreng 100 persen lebih. Maka berimbasnya harga turuna CPO dalam negeri yang otomatis terdongkrak naik.

“Tapi dari Rakor kita, stok minyak goreng ini aman. Bahkan dari distributor juga siap, tidak ada kelangkaan. Memang hanya karena akibat perdagangan dunia berimbas pada minyak goreng. Bahkan, Kementerian Perdagangan telah menangguhkan isu penarikan minyak goreng di awal 2022. Ini juga bentuk hadirnya pemerintah di tengah masyarakat melakukan. Kita juga telah melakukan pasar murah di 10 kabupaten dengan jatah 2.000 liter per kabupaten, denga harga bervariasi mulai dari Rp14.000 sampai 15.000 per Kg dengan acuan harga minyak goreng di pasar sudah Rp18.000 per Kg. Bahkan, di Paluta tercatat sebanyak 60 ribu liter minyak goreng terjual karena banyak titik pasar murahnya,” katanya menguraikan.

Baca Juga:Pasar Murah Minyak Goreng Digelar di Medan, Catat Jadwalnya!

Bahkan, diharapkan pada Desember ini, ada pasar murah minyak goreng lagi yang digelar. Hanya saja, diungkapkannya Disperindag Sumut, hanya memfasilitasi saja atau menjadi pendamping distributor, sebab tidak ada agggaran akan kegiatan tersebut.

Terakhir, pada Desember ini, Barita mengungkapkan telah melakukan pasar lelang komoditas di 3 daerah yakni, di Siborong-borong Taput, Karo dan Dairi. Dari kegiatan ini, ternyata antusias masyarakat sangat luar biasa untuk mempromosikan barang yang akan dijual di pasar lelang. Di hari pertama di Taput, ada transaksi hampir Rp290 juta.

“Karena ada eksportir yang butuh kopi lintong, selebihnya memang yang kecil-kecil. Ke depannya, kita fasilitasi pasar lelang komoditas ini. Karena semua bisa ikutan. Walau pada saat itu sesekali jaringan internet lemot karena kita gelar secara off line dan online. Nah, pasar lelang ini  tujuannya untuk mempersingkat atau memotong mata rantai dari petani ke tengkulak. Sehingga pasar lelang ini harus harga petani, bukan harga pasar. Dan, petani dapat harga yang layak. Namun masih perlu penyuluhan pada petani lagi karena masih banyak yang menjual dengan harga pasar,” bebernya.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles