10.7 C
New York
Friday, April 26, 2024

IDI Siap ‘Turun Gunung’ Bantu Pemerintah Tangani Lonjakan Covid-19 di Sumut

Medan, MISTAR.ID

Dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang tengah terjadi di Sumut, sebanyak 200 dokter, baik umum maupun spesialis mengikuti pelatihan Dokter Brigade Siaga Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumut secara virtual.

Ketua IDI Sumut dr Ramlan Sitompul mengatakan, pelatihan ini dilakukan untuk menyiapkan seluruh dokter yang ada di Sumut, agar tetap siaga bila terjadi lonjakan kasus Covid-19.

“Para dokter ini bagian dari sistem untuk mensuport pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Kita yakin, dan berterima kasih kepada pemerintah, baik pusat maupun kabupaten-kota, yang memiliki semangat luar biasa untuk bisa menang melawan Covid-19,” katanya, Senin (19/7/21).

Baca Juga:Soal Insentif Nakes, Direktur RSUD Sidikalang Menghindar

Ramlan menegaskan, para dokter di Sumut harus bisa dan siap ‘turun gunung’ membantu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. “Intinya, semua dokter harus bisa turun gunung bahu membahu memberikan pelayanan dan menjadi sahabat bagi masyarakat yang terpapar Covid-19,” tegasnya.

Ramlan menjelaskan, pelatihan Dokter Brigade Siaga Covid-19 IDI Sumut ini juga dilakukan agar semua dokter mempunyai kapasitas yang mumpuni dalam melakukan pelayanan terhadap pasien Covid-19. Pelatihan ini rencananya digelar setiap Minggu, sampai seluruh dokter paham tentang teknik pengambilan swab, vaksinasi, merawat pasien, menjaga pintu masuk negara dan daerah serta lainnya.

Ramlan juga mengaku terharu melihat antusiasme para dokter mengikuti pelatihan yang digelar secara virtual tersebut. “Sampai hari ini tidak ada dokter yang menghindar memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terpapar Covid-19,” katanya.

Baca Juga:Dokter Indonesia Serukan Lockdown

Disinggung sikap IDI tentang masih banyaknya masyarakat yang abai protokol kesehatan dan percaya hoaks Covid-19, Ramlan meminta agar masyarakat menyerap informasi dari orang yang ekspert di bidangnya. Orang yang ekspert tersebut adalah dokter dan pemerintah.

“Jadi memang di era digitalisasi dan dunia maya ini, semua orang bisa berkomentar. Artinya bisa mengambil referensi dari mana-mana. Tapi harapan kita, kalau referensinya tidak jelas jangan diikuti. Kita yakinlah, dokter itu terikat sumpah, walaupun ada satu-dua yang nyeleneh. Tapi mayoritas para dokter ekspert di bidangnya. Sebab bagaimanapun belum ada evidence standar internasional yang sungguh-sungguh bagus menangani pasien Covid-19, karena ini kasus baru,” tambahnya. (saut/hm12)

Related Articles

Latest Articles