9.6 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Harga LPG Nonsubsidi Naik, Pelanggan Disinyalir Beralih ke Gas Subsidi 3 Kg

Dairi, MISTAR.ID

Dampak kenaikan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) nonsubsidi, sehingga dikawatirkan terjadi peralihan pelanggan secara besar- besaran ke LPG subsidi 3 Kg.

Diketahui, kenaikan harga LPG nonsubsidi terjadi beberapa kali sejak akhir tahun 2021 hingga pada 27 Februari 2022, sehingga otomatis berdampak penurunan penjualan agen Non Public Servive Obligation (NPSO)/ gas nonsubsidi.

Kenaikan LPG nonsubsidi sejak tahun 2020- 2022, untuk ukuran 12 Kg mengalami kenaikan sebesar 36 persen, sementara untuk ukuran 5,5 sebesar 34 persen.

Baca Juga:Selama Nataru, Konsumsi BBM Naik 8.515 KL Per Hari

“Dengan kenaikan itu, bisa memicu pelanggan nonsubsidi beralih besar-besaran menggunakan gas subsidi 3 Kg,” kata Direktur PT Indah Sentosa Nesar Situmeang salah seorang agen penyalur gas nonsubsidi di wilayah Kabupaten Dairi di Sidikalang, Kamis (3/3/22).

Jika hal itu terus terjadi, maka LPG bersudsidi 3 Kg dapat mengalami kelangkaan yang mengakibatkan harga tingkat pelanggan melebihi harga tertinggi eceran (HET).

Lebih dikawatirkan lagi nanti, sambung Nesar, dampaknya berpotensi terjadinya peredaran LPG oplosan di masyarakat yang begitu marak dan pasarnya pasti laris, sebab masyarakat dan pelanggan atau pengguna relatif mencari harga yang lebih murah walau isinya dipertanyakan.

Baca Juga:KPK Dukung Pemrov Sumut Menuju WBK dan WBBM

Situasi masyarakat yang kini masih kesulitan di masa pandemi, otomatis pelanggan gas nonsubsidi akan mencari harga yang lebih murah. Dan juga hal itu berdampak pada penjualan gas NPSO.

“Kita akui, memang kenaikan harga LPG sangat dipengaruhi kondisi global. Kebutuhan LPG di dalam negeri masih lebih dominan diimpor,” tutur Nesar.

Seorang pengusaha kios pengecer LPG nonsubsidi di Kabupaten Dairi ketika ditanya akan dampak kenaikan harga LPG nonsubsidi mengatakan, akan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya.(manru/hm10)

Related Articles

Latest Articles