11.8 C
New York
Thursday, April 25, 2024

“Drakula” Penghisap Darah Ternak di Taput Sejenis Anjing

Taput, MISTAR.ID

Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Kamis (25/6/20), menjelaskan kasus kematian ternak yang terjadi di Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Taput adalah murni akibat binatang buas, bukan mistis.

“Menyikapi kasus kematian ternak yang terjadi Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong, sesuai informasi Kapolres bersama Tim Puslabfor Polda Sumatera Utara dengan hasil temuan di lapangan, bahwa kejadian ini bukan mistis,” jelas bupati pada keterangan persnya, usai memimpin rapat bersama Formkopimda.

“Sekali lagi saya jelaskan, murni adalah ulah binatang buas. Selanjutnya kita akan tetap melaksanaan pemburuan dengan membuat jebakan dan pemantauan melalui pemasangan CCTV di sekitar lokasi,” ujar Nikson Nababan.

Baca juga: Perburuan Makluk Misterius di Siborongborong Berlanjut di Radius 3 Km, BBKSDA Sumut: Bukan Mistis

Kata putra Siborongborong itu, kejadian yang sama pernah terjadi di tahun 2017, 2018 dan 2019, namun tidak dilaporkan para peternak kepada pemerintah.

“Kita harapkan, masyarakat tetap waspada dan tetap melakukan perburuan. Kalau ada korban hewan baru segera melaporkan kepada pemerintah dan TNI-Polri.”

Bupati juga mengimbau, agar penyebab kematian ternak itu jangan dikaitkan lagi dengan mistis apalagi unsur kriminalitas.

“Ini murni binatang buas. Kita akan upayakan sampai binatang buas ini tertangkap dan dimusnahkan, sehingga masyarakat dapat kembali nyaman untuk melakukan aktifitas terutama untuk beternak,” tandas Nikson.

Analisa Labfor
Dilaporkan, AKP Rafles Tampubolon dari Bidang Labfor Polda Sumut yang telah turun bersama Polres Taput menjelaskan, penyebab kematian ternak tersebut adalah murni ulah binatang buas.

“Saat peninjauan TKP kami melihat ada pola kerusakan kandang sebagai jebakan dengan tarikan dan dorongan dari bawah tanah. Kami juga investigasi para peternak termasuk warga sekitar, mereka mengatakan melihat hewan mirip anjing.

Dari sana, papar Rafles, disimpulkan pelaku pembantaian terhadap ternak adalah binatang buas mirip seperti anjing namun lebih besar dari anjing pada umumnya.

“Kesimpulan ini juga sesuai dengan hasil analisa kami dari foto-foto untuk melihat pola cakaran dan koyakan pada bangkai hewan yang mati. Selanjutnya BKSDA nanti yang akan menyimpulkan hewan apakah itu, kita juga telah berkoordinasi dengan mereka (BKSDA) terkait benda diduga rambut dan jejak kaki,” terang Rafles Tampubolon.(jan/hm03)

Related Articles

Latest Articles