22.2 C
New York
Monday, April 29, 2024

Disperindag Temui Pedagang Daging Babi di Samosir

Samosir, MISTAR.ID
Kabid Dinas Koperasi dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Samosir Charli Silalahi bersama stafnya, Ipiro Nauli Sinaga turun langsung menjumpai pedagang daging babi di Pangururan, Selasa (10/11/20).

Pedagang mengeluhkan penjual daging babi, dan kenaikan harga daging babi di pasar Pangururan yang mengalami kenaikan akhir-akhir ini. Hasil temuan di lapangan, secara resmi pedagang daging babi menjual daging dengan harga Rp90 ribu per Kg, bagian dalam Rp45 ribu per Kg, dan tulang sop Rp80 ribu per Kg.

Dewanto Gurning, pedagang daging babi membenarkan, bahwa harga daging babi saat ini di pasar Pangururan sudah Rp90 ribu per Kg, dan ini sudah berlangsung selama 2 minggu. Menurutnya, harga saat ini belum bisa menjadi ketetapan ke depan, karena harga daging masih terus naik.

“Harga daging babi kemungkinan akan mengalami kenaikan sampai ratusan ribu rupiah, tergantung arus harga barang,” ujarnya. Ia juga mengatakan, faktor utamanya kenaikan harga daging babi adalah merebaknya penyakit babi (kolera) tahun 2019, yang menyebabkan ternak babi lokal mati.

Baca Juga:Pedagang Rumah Makanan Khas Batak Mengeluh di Samosir

Punahnya babi lokal di Kabupaten Samosir sangat mempengaruhi kebutuhan daging babi saat ini. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan daging, pedagang mengorder stok daging dari luar meskipun dengan harga yang relatif mahal.

Pedagang mengakui, karena sulitnya memperoleh daging babi saat ini, mereka harus mengikuti sistem pelelangan bersama di grup penjual daging se Sumatera Utara. Yang mencapai lelang tertinggi, mereka akan memdapatkan sejumlah ternak babi yang dilelangkan.

Sekarang ini, pedagang cukup kesulitan untuk memperoleh ternak babi. Sering kali mereka harus jauh-jauh mengorder ternak babi dari Palembang dan Jambi. Dewanto juga mengeluh, bukan hanya penjual makanan saja yang terdampak kenaikan harga daging.

“Kami juga memperoleh untung lebih sedikit dari biasanya, karena daging yang kami jual lebih sedikit laku,” tutur Dewanto.

Ditambahkannya, Kabupaten Samosir sampai saat ini belum ada peternak babi resmi. Masih tergantung kepada daerah lain untuk memenuhi kebutuhan daging di kabupaten ini. Dewanto berani menjamin bahwa kenaikan daging babi saat ini tidak ada permainan harga, dan ini murni karena kelangkaan ternak.

Baca Juga:Setelah Sumut, ASF Mewabah di Palembang, 878 Ternak Babi Mati

Dia berharap, untuk menjaga kestabilan harga daging ke depan, pihak Kabupaten Samosir harus bekerja sama dengan peternak lokal. Dan memberdayakan masyarakat supaya mau beternak babi, sehingga kebutuhan daging di Samosir tidak ketergantungan dari luar.

“Semoga ada kebijakan dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan untuk mengembangkan peternak babi di Samosir. Dan memvaksinisasi ternak agar terhindar dari penyakit kolera,” tuturnya.

Sementara Kabid Dinas koperasi dan Perindustrian kabupaten Samosir Charli Silalahi mengatakan, akan secara resmi melaporkan ke pusat. “Dan mudah-mudahan akan ada bantuan dari pusat untuk menstabilkan harga daging di Kabupaten Samosir,” sebutnya.(sawangin/hm10)

Related Articles

Latest Articles