12.7 C
New York
Monday, May 13, 2024

Dinas TPH Tegaskan Produksi Beras di Sumut Surplus

Medan, MISTAR.ID

Berdasarkan data Sistem Informasi Management Tanaman Pangan (SIM-TP) atau sistem statistik pertanian tanaman pangan produksi padi (beras) di Sumatera Utara (Sumut) terus meningkat. Tercatat peningkatan mulai dari tahun 2016 ada sebesar 4,6 juta ton produksi padi kembali naik di 2017 menjadi 5,1 juta ton.

Memasuki 2018 jumlah produksi padi juga naik menjadi 5,3 juta ton. Namun berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada tahun 2018 mencatat melalui sistem Kerangka Sampel Area (KSA) jumlah produksi padi ada 2,1 juta. Berbeda dengan data SIM-TP yang tercatat ada sebanyak 5,3 juta ton produksi padi pada 2018. Sedangkan di 2019 tercatat tetap berdasarkan KSA ada 2,0 juta ton produksi padi dan di SIM-TP sebanyak 4,6 juta ton.

Kabid Tanaman Pangan di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut Muhammad Juwaini mengatakan, pada tahun 2020 berdasarkan SIM-TP ada sebanyak 4,2 juta ton produksi padi di kabupaten/kota Sumut. Namun dari data KSA hanya 2,0 juta ton produksi padi.

Baca Juga:Stok Beras Nasional Aman sampai 2020

Perbedaan ini, menurut Juwaini, karena BPS mencatat melalui sampel KSA untuk mencatat luas panen yang ada di kabupaten-kota Sumut. Sehingga pencatatan luas panen berdasarkan luas baku lahan sawah. “Diketahui bahwa luas baku lahan sawah kita sudah mengalami penurunan. Jadi sebenarnya oleh kita mencatat melalui SIM-TP yang dicatat dari penyuluh ke kabupaten lalu ke provinsi. Makanya datanya jelas berbeda. Jadi produksi padi di Sumut hingga saat ini masih tercatat surplus alias berlebih,” katanya saat dijumpai wartawan di kantornya, Rabu (24/3/21).

Sedangkan untuk luas baku lahan sawah di Sumut berdasarkan sensus tahun 2013 angkanya sekitar 423,266 ribu hektar. Pada tahun 2017 berdasarkan data KSA BPS 427.261 ribu hektar. Di tahun 2018 ada seluas 245.729 ribu hektar. “Berdasarkan angka yang menurun ini akhirnya Gubernur menyurati kabupaten-kota untuk memvalidasi data ini. Hasil validasi itu luas lahan sawah sumut tahun 2018 tercatat ada 397.947 hektar. Sedangkan di 2019 berdasarkan ART/BPN ada sekitar 308.667 hektar dan berdasarkan SP Lahan BPS ads 369.927 hektar dan data ini terus akan kita validasi,” urainya.

Terkait adanya data luas panen padi di Sumut yang mengalami penurunan, Juwaini mengatakan bila dari hitung-hitungannya SIM-TP tahun 2020 tercatat ada 4,27 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) kalau disetarakan dengan beras ada 2,4 juta ton. Disebutkannya kebutuhan beras selama setahun adalah sebesar 1,9 juta ton dengan jumlah penduduk sekitar 14,5 juta jiwa.

Baca Juga:Menteri Marves  Sambut Positif, Panen Perdana Komoditas Food Estate Humbahas

“Artinya kita mengalami surplus kurang lebih 521.501 ton beras. Ini versi kita (SIM-TP di TPH). Akan tetapi bila versi KSA dari BPS di 2020 dengan luas baku lahannya dengan 308.668 hektar tadi itu produksi GKG nya 2,01 juta ton kalau dikonversikan ke beras hanya 1,1 juta ton, maka bila dibandingkan dengan kebutuhan kita yang 1,9 juta ton di Sumut akan minus beras 805.414 ton. Namun, secara logika kita sudah cek bahwa informasi beras ke Bulog Sub Divre I Sumut tidak impor beras ke Sumut tahun 2020. Mereka hanya melakukan pembelian dari provinsi lain untuk cadangan beras bulog dalam rangka bantuan ke masyarakat sebesar 61 ribu ton,” terangnya.

Bahkan, ditambahkan Juwaini, berdasarkan data dari Disperindag Sumut untuk harga beras di Sumut juga cukup stabil. Hal ini menunjukkan bahwa di Sumut tidak terjadi defisit beras. “Kalau kita defisit beras sekitar 805.414 ton, masyarakat akan antre beli beras di pusat-pusat pasar. Masyarakat susah beli beras karena langka. Tapi di 2020 kita lihat tidak ada kejadian seperti itu. Jadi kita tidak defisit beras bahkan kita surplus. Hanya saja kita ada dua versi pencatatan saja,” tegasnya.

Untuk itu, dalam upaya bersama Dinas TPH akan melakukan koordinasi dengan BPS Sumut kedepannya dalam rangka mendekatkan angka yang berbeda tersebut sehingga Indonesia satu data.

Baca Juga:Edy Rahmayadi Minta Kabupaten/Kota Prioritaskan Komoditas Pangan

“Banyak hal yang harus diperbaiki. Kita juga enggak mau menerima begitu saja dengan minus sebesar itu. Karena data dari kita tidak defisit. Jadi, hasil koordinasi dengan BPS Sumut ada beberapa hal yang kita ambil kesimpulan. Sekaligus bahwa nantinya akan kita coba untuk menambah jumlah sampel KSA nya. Karena makin banyak sampel maka akan semakin bisa mewakili populasi,” terangnya.

“Mudah-mudahan di 2021 ini catatan meningkat mengenai luas-luas panennya karena sudah terwakili semua. Kita juga akan mendekatkan program dinas dan Kementerian kepada petani pada lokasi-lokasi sampel KSA. Misalnya program bantuan benih di KSA. Mudah-mudahan terwujud tahun ini karena penambahan sampel KSA-nya itu akan dilakukan melalui P APBD tahun 2021,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles