14.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

BI Upayakan Bangkitkan Ekonomi di Siantar-Simalungun

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pertumbuhan ekonomi di Kota Pematangsiantar masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi secara Nasional dan Provinsi Sumatera Utara (Provsu). Tingkat pengangguran terbuka juga masih lebih tinggi dibandingkan level nasional dan Provsu.

Dari sisi kemandirian fiskal, porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total penerimaan daerah juga masih rendah, yakni di kisaran 16 persen. Tantangan lainnya di bidang infrastruktur, pendidikan, dan daya saing daerah.

Kondisi yang sama juga terjadi di Kab. Simalungun, diantaranya tantangan kemampuan fiskal, pendidikan, kondisi infrastruktur, dan minimnya keberadaan industri pengolahan yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi hasil produksi pertanian di Kabupaten Simalungun.

Hal itu diutarakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar Teuku Munandar pada seminar yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional dengan topik ‘Peningkatan Daya Saing Ekonomi Daerah dan Reformasi Birokrasi’. Kamis (2/6/22).

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, Teuku Munandar menyampaikan 5 hal yang dipandang dapat dilakukan bersama sebagai proses perbaikan dalam mendukung kebangkitan ekonomi Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.

Yang pertama, kata Munandar, optimalisasi potensi daerah, diantaranya dengan menyiapkan sektor-sektor unggulan dan potensial, dengan dukungan alokasi APBD yang tepat. Program kerja dalam APBD tidak hanya menargetkan hasil akhir berupa output, melainkan outcome.

“Bukan berapa panjang kilometer jalan yang diperbaiki atau dibuat, tapi kita harus menargetkan berapa persen efisiensi biaya logistik yang diperoleh pelaku ekonomi yang menggunakan jalan tersebut setelah jalan diperbaiki atau dibangun. Untuk itulah dibutuhkan dukungan kajian ilmiah dalam penyusunan program kerja APBD. Disinilah keberadaan akademisi dapat dimanfaatkan oleh Pemda, termasuk yang tergabung dalam ISEI,” tuturnya.

Baca juga:Bank Indonesia Siantar Salurkan Bantuan PSBI dan Sosialisasi QRIS

Yang kedua, transformasi digital, agar ekonomi masyarakat lebih efisien, dan transaksi keuangan dan pendapatan pemerintahan lebih optimal dan govern. Ini sejalan dengan arahan strategis Presiden yang mengharapkan digitalisasi di daerah dapat dipercepat dan diperluas. Sebagaimana Kepres Nomor 3 Tahun 2021 mengenai pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), yang di level kabupaten atau kota diketuai Walikota atau Bupati, dan Kepala BI sebagai wakilnya.

Kemudian yang ketiga, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), diantaranya melalui dunia pendidikan. Program beasiswa dapat disediakan oleh pemerintah, terutama untuk disiplin ilmu yang sesuai dengan potensi daerah.

Selain itu, budaya riset para akademisi juga harus ditingkatkan, terutama di sektor-sektor potensial di daerah tersebut.

“Misalnya Pematangsiantar yang merupakan kota tua dan berpotensi di sektor wisata sejarah, maka berbagai riset mengenai peninggalan sejarah yang ada di Siantar bisa dilakukan. Nantinya riset ini dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah,” tukasnya.

Yang keempat, lanjut Munandar, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sebagai sektor ekonomi terbesar di Sumut dengan jumlah 1,015 juta UMKM (98,9 persen), penyerapan tenaga kerja mencapai 2,6 juta, kontribusi 67 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pengembangan UMKM merupakan suatu keharusan.

“Pemerintah dan berbagai stakeholders harus hadir dalam membantu UMKM menghadapi berbagai kendala, utamanya dalam 3 aspek utama, yaitu kapasitas, akses permodalan, dan akses pemasaran,” rincinya.

Baca juga: Pedagang UMKM dan Warga Rambung Merah Buat “Super” Dukung Pasar Malam

Hal yang kelima, kata Munandar, peningkatan investasi, dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, dari sisi perizinan, peraturan, tenaga kerja, keamanan. “Sebagai daerah yang memiliki APBD terbatas, maka sumber pendanaan pembangunan di Siantar dan Simalungun selain dari pembiayaan perbankan, juga masuknya investasi, ujarnya.

Seminar yang kepanitiannya diketuai Toga Sehat Sihite itu menghadirkan nara sumber Rektor Universitas Trilogi Prof Dr Mudrajad Kuncoro MBA dan Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Dr Naslindo Sirait, serta dihadiri Plt Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA. (ferry/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles