14.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Bertemu Pegiat PAUD, Satika Simamora: Perlu Keseragaman Kurikulum

Taput, MISTAR.ID

Satika Simamora selaku Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Tapanuli Utara, bertemu dengan Bunda PAUD di kecamatan, pengurus Himpunan PAUD Indonesia (Himpaudi) dan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), serta Kelompok Kerja PAUD daerah, Jumat (15/10/21), di Pendopo Rumah Dinas Bupati Taput di Tarutung.

Pertemuan dirangkaikan dengan rapat kerja sekaligus membahas isu terkini terkait pendidikan anak usia dini, serta kendala dan inovasi ke depan.

“Saya tidak bisa bekerja sendiri, ibu-ibu bunda kecamatan dan desa juga harus memberikan perhatian yang serius, serta selalu berkoordinasi dengan Pokja kabupaten dan dinas terkait agar permasalahan dapat terselesaikan dengan baik,” kata Satika.

Untuk penajaman kinerja, sebut Satika, setiap tahun perlu menetapkan program kerja yang lebih terarah.

Baca Juga:Apa Perbedaan PAUD dan TK? Berikut Penjelasannya

“Sangat perlu penyeragaman program, kurikulum, sistem dan program kerja dan fasilitas APE,” jelasnya didampingi Pemerhati Pendidikan Tapanuli Utara Martua Situmorang sekaligus Ketua Yayasan Parade Guru.

Menurutnya, bunda kecamatan dan desa bersama lembaga PAUD perlu menyeragamkan persepsi sehingga memudahkan untuk mencapai target.

Sebagai motivasi, Satika pun berjanji akan memberikan apresiasi bagi kecamatan dan desa yang memberikan progres terbaik.

“Semua yang terkait dalam peningkatan PAUD harus bersama-sama menunjukkan kinerja, kreatif dan improvisasi dan berkarya ditengah keterbatasan dana,” ujar Satika memotivasi seluruh pegiat PAUD di daerah itu.

Baca Juga:Sekolah PAUD yang Siswanya di Bawah 9 Orang Tidak Bisa Menerima Dana BOP

“Saya support, kalau memang untuk kebaikan, termasuk memfasilitasi kelayakan dalam mendirikan PAUD hingga memperoleh izin,” ucapnya.

Satika Simamora juga menyerap dan menanggapi permasalahan para bunda PAUD kecamatan serta desa, termasuk mendorong pendirian PAUD yang akan dibina PKK desa.

“Pendirian PAUD di desa harus direalisasikan. Pendirian PAUD di desa bukan untuk mengganggu PAUD mandiri yang sudah ada, akan tetapi lebih memikirkan jangka panjangnya karena sudah merupakan milik desa,” jelas Satika, seraya mengajak hadirin untuk saling mendukung, karena fokus utama adalah masa depan anak-anak.

Satika juga menyinggung soal stunting, yang menurutnya lembaga PAUD juga harus mampu berperan dalam mengatasi masalah itu di desa masing-masing.

Baca Juga:Nadiem Sebut Murid SD dan PAUD Butuh PTM, Ini Tanggapan Disdik Siantar

“Mestinya, PAUD harus turut memantau perkembangan fisik anak seperti, saat pendaftaran dan dilakukan secara berkala untuk dilaporkan kepada orang tua sebagai perbandingan dalam mengantisipasi stunting,” katanya.

Kepala Bidang Pembinaan PAUD Taput Martua Lumban Gaol mengatakan, 301 lembaga PAUD telah terdata di Dapodik.

Dijelaskannya, tujuan utama pendidikan anak usia dini adalah pembinaan karakter yang defenisinya, PAUD belum mengajarkan membaca, menulis dan menghitung, masih hanya sebatas pengenalan saja.(janpiter/hm10)

Related Articles

Latest Articles