16.4 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Suara Auman Menakutkan Warga, PT TPL Bersama BKSDA Sumut Cari Jejak Harimau

Simalungun, MISTAR.ID
Menindak lanjuti suara auman harimau yang sempat menggegerkan masyarakat Huta Urung, Menajemen PT Toba Pulp Lestari Tbk bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara (Sumut), melakukan pencarian jejak harimau di Hutan Lindung Bukit Senyum Nagori Huta Urung Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalunguna, Selasa (2/2/21).

Rudi Hutagalung selaku Humas PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) Sektor Aek Nauli yang mendapat informasi dari masyarakat, langsung berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara untuk melakukan pencarian jejak harimau tersebut.

Kemudian, Menajemen PT Toba Pulp Lestari Tbk berkerjasama dengan BKSDA Sumatera Utara membentuk tim untuk menyisir jejak binatang buas tersebut, dengan tujuan untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi warga petani yang merasa ketakutan.

Baca Juga:Sebulan, 13 Ekor Lembu Mati Dimangsa Harimau di Langkat

Pencarian jejak satwa liar itu melibatkan Kepala Balai KSDA Sumut DR Ir Hotmauli Sianturi, Kepala P3 KSDA Sumut Amenson SP, Kepala Bidang KSDA wilayah II Pematangsiantar Seno Pramudita Shut ME, Kepala Seksi Wilayah III Kisaran Alfianto Luat Siregar Shut MT MPP, Adi Asmono S Hut dan Tim Ancc Aek Nauli.

Adi Asmono didampingi Tim Ancc Aek Nauli menjelaskan, begitu menerima laporan, pihaknya langsung melakukan patroli di lokasi untuk menyisir jejak satwa liar yang diduga Harimau Sumatera itu. “Kita menemukan tali jeratan milik warga di pinggiran hutan, tali jeratan tersebut untuk memikat babi hutan, tim juga menemukan jejak Harimau Sumatera di pinggiran sungai di lokasi,” ujarnya.

Adi juga menjelaskan, tidak ada Harimau Sumatera yang terjerat tali di kawasan Hutang Lindung ini. “Namum, pencarian satwa liar akan tetap kita lakukan sampai hari Jumat mendatang, dan masyarakat atau petani kita sarankan supaya jangan memasang jerat di seputaran Bukit Senyum karena dapat menimbulkan kepunahan satwa liar, dan tetap waspada dengan keberadaan harimau liar,” tegas Adi.

Baca Juga:Keempat Kalinya, Lembu Dimangsa Harimau

M Manurung, salah seorang warga kepada Mistar menjelaskan, awalnya suara auman itu berasal dari arah Hutan Bukit Senyum yang berjarak sekitar 2 Km, auman itupun berpindah- pindah dan yang satunya lagi seperti tetap di satu tempat.

“Suara saling meng aun itu juga agak lama kami dengarkan, dan akhirnya setelah beberapa lama suara itupun redup dan hingga kini sudah tak ada lagi suara binatang buas itu, tapi kami justru ketakutan dan was-was melakukan aktifitas ke ladang masing-masing,” ujar M Manurung.

Rudi Hutagalung Humas PT Toba Pulp Lestari Tbk Sektor Aek Nauli menjelaskan, perusahaan dalam menjalankan sisi kewajiban konservasi keberadaan satwa liar telah melakukan beberapa hal yakni, adanya areal zona lindung dimana regulasi menyebutkan ketersediaan 10% dari hutan produksi, dan telah dilakukan perusahaan dengan menyediakan 20% areal sebagai kawasan lindung.

“Perusahaan juga telah melakukan sosialisasi larangan membuat jerat kepada masyarakat melalui penempatan papan pengumuman terkait konservasi di titik-titik area konsesi yang dilalui masyarakat,” ujar Rudi Hutagalung.(karmel/hm10)

Related Articles

Latest Articles