7.3 C
New York
Friday, March 29, 2024

Petani Keluhkan Kelangkaan Dan Mahalnya Pupuk Subsidi

Simalungun, MISTAR.ID

Salah seorang petani, warga Nagori Tigabolon, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, mengeluh dengan langka dan tingginya harga pupuk bersubsidi, dikatakannya, saat ini petani sangat kewalahan mencari keberadaan pupuk bersubsidi.

“Iya benar susah sekarang cari pupuk bersubsidi, kalaupun ada pasti harganya mahal,” ucap petani Boru Purba kepada Mistar, Kamis (17/9/20).

Dirinya berharap agar pemerintah segera menyediakan pupuk bersubsidi untuk petani yang ada di daerahnya. “Kan ini sudah selesai musim panen, dan sebentar lagi akan memasuki musim tanam, kita berharap pupuk subsidi gampang didapatkan,” harapnya.

Baca juga: Produktivitas Petani Sumut Terancam Anjlok, Stok Pupuk Subsidi Bertahan Hingga September

Sementara itu, salah seorang pemilik kios pupuk, yang juga sebagai kios penjual pupuk bersubsidi bermarga Marnik, mengakui bahwa di kiosnya sendiri sangat minim stok pupuk bersubsidi. Menurutnya, selain di kiosnya, pupuk bersubsidi juga sulit ditemukan di tempat lain.

“Bukan hanya di kios kita, persediaan pupuk bersubsidi memang tinggal sedikit, kita ada, namun sangat sedikit,” ucap pemilik kios pupuk yang berada di Jalan Besar Sidamanik, Nagori Tigabolon, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun itu.

Pemilik kios pupuk itu juga mengatakan, pihaknya harus mencari ataupun membeli pupuk bersubsidi dari kios lainnya untuk memenuhi stok pupuk di kiosnya. “Kita cari kemana-mana dapatnya cuma sedikit, jadi kita juga menjualnya dengan harga di atas harga yang sudah ditentukan, Rp140 ribu per sak, karena kita juga butuh biaya tambahan untuk mendapatkan pupuk itu,” jelas pemilik kios.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Simalungun Jenri Saragih, saat dikonfirmasi Mistar, membenarkan tentang kelangkaan pupuk bersubsidi di Simalungun. Dikatakannya langkanya pupuk bersubsidi disebakan, sudah habisnya kuota pupuk untuk Kabupaten Simalungun. “Kuota kita untuk tahun ini sudah habis, jadi memang cukup langka,” jawab Jenri Saragih ketika ditanyai Mistar.

Jenri Saragih juga menambahkan, bahwa Dinas Pertanian Simalungun, sudah mengajukan pertambahan pupuk bersubsidi, namun jumlah untuk penambahan tersebut belum cukup untuk memenuhi kuota yang dibutuhkan. “Sudah ada penambahan, namun itupun sangat minim,” jelasnya.

Dikonfirmasi terkait dugaan permaian oknum distributor yang melakukan sistem tender untuk menentukan kios penjual pupuk bersubsidi, Jenri Saragih membantah dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar. “Itu tidak benar, tidak ada sistem seperti itu, kelangkaan pupuk bukan karena itu, tetapi karena memang kuota kita yang sudah habis,” jawabnya.(roland/hm09)

Related Articles

Latest Articles