13.2 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Kegiatan Posyandu Dan Imunisasi Tetap Berjalan Di Siantar-Simalungun

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pos Pelayanan Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu (Posyandu) tetap berjalan meski saat ini virus Covid-19 masih mewabah di Kota Pematangsiantar. Namun dalam pelaksanaannya di lapangan, pelaksanaan Posyandu ini harus tetap mengikuti protokol kesehatan. Hal serupa juga berlangsung di Simalungun.

Selain itu, pada saat ini belum ada ditemukan kasus gizi buruk maupun stunting di Puskesmas tersebut. Demikian penegasan dari sejumlah kepala Puskesmas (Kapus) di beberapa tempat kepada Mistar, Senin (10/8/20).

Lesly Dace Saragih, Kapus Puskesmas Bane, Kecamatan Siantar Utara ini mengatakan, Posyandu tetap berjalan walaupun pandemi corona berlangsung. Hanya saja, saat ini dilakukan sistem bergelombang bagi yang ingin menimbang anaknya ataupun pemberian suntik imunisasi.

Baca juga: IDAI: Pandemi, Imunisasi Tetap Dapat Dilakukan!

“Posyandu tetap berjalan seperti biasa, tidak ada penghentian di masa pandemik ini. Sebagai upaya pemenuhan hak anak dalam mendapatkan pelayanan kesehatan rutin seperti pemantauan tumbuh kembang, gizi, dan imunisasi terus dilakukan posyandu. Seperti, pemberian roti, susu, dan bubur kacang hijau,” Ucapnya.

Dia juga menyebutkan bahwa untuk para ibu hamil dilakukan kunjungan langsung oleh petugas Puskesmas Bane. Sangat penting untuk mengetahui keadaan si ibu dan janinnya di dalam kandungan. Agar kehamilan tetap berjalan lancar dan bayi lahir sehat dan selamat.

Kepala UPTD Puskesmas Raya, Kecamatan Siantar Barat, Jamil Damanik menuturkan, pada masa pandemi ini penurunan justru terjadi pada pengunjung Posyandu hingga 30%. Penurunan pengunjung Posyandu tersebut kebanyakan karena tinggal di luar kota atau melalukan imunisasi secara mandiri pada dokter langsung.

“Setiap Senin selalu dilakukan penimbangan balita sesuai aturan Dinas Kesehatan. Lalu, hasilnya pun harus dilaporkan juga. Pelayanan imunisasi juga berjalan sesuai jadwal. Hanya saja, sekarang harus dilakukan di Puskesmas,”ungkapnya.

Baca juga: Kebijakan Jaga Jarak, 117 Juta Anak Terancam Tidak Mendapat Imunisasi

Katanya, sekalipun kita menghadapi pandemi Covid-19, imunisasi seharusnya tidak boleh berhenti. Imunisasi diupayakan lengkap dan dilaksanakan sesuai jadwal untuk melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Demikian pula pada Puskesmas Kartini, dimana Posyandu sempat ditutup sementara pada awal corona saat pemerintah melarang adanya keramaian. Hal ini dikatakan Kepala Puskesmas (Kapus) Kartini, Zakia Husna Nasution.

“Tapi sekarang Posyandu sudah berjalan lagi. Pemberian imunisasi juga masih terus dijalankan di saat pandemi ini. Selasa ini rencananya akan dilakukan pemberian vitamin A pada anak-anak di Posyandu nanti,”imbuhnya.

Yang pasti, ucap Zakia, protokol pelayanan imunisasi sesuai surat edaran terkait Covid-19 di posyandu harus dilakukan dengan menjalankan prinsip social distancing. Pengaturan jadwal kunjungan, imunisasi dilakukan di tempat terbuka dan anak yang imunisasi dipisahkan dengan masyarakat yang datang berkunjung ke Puskesmas.

“Menyediakan wastafel dan sabun untuk mencuci tangan atau cairan disinfektan bagi orangtua/pengantar dan sasaran sebelum masuk ke ruang tunggu dan area pelayanan imunisasi. Wajib, pakai Masker. Kalau pada anak bisa dilakukan juga pakai masker, tapi jika tidak mau, tidak apa-apa,” jelasnya.

//Imunisasi Terapkan Protokol Kesehatan Di Simalungun

Meski pandemi Covid-19 masih terus berlangsung, namun pemberian imunisasi bagi bayi dan balita masih berjalan di Simalungun dengan menerapkan protokol kesehatan.

Menurut Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Simalungun, Julita Pakpahan. Julita Pakpahan mengatakan, imunisasi terhadap anak masih berjalan seperti biasa, namun dibarengi dengan penerapan protokoler kesehatan dalam setiap aktivitasnya.

“Masih normal seperti biasa, namun di masa pandemi covid, protokoler kesehatan itu diperketat” jelas Julita Pakpahan kepada Mistar, saat dijumpai di ruang kerjanya, Senin (10/8/20).

Namun, Julita Pakpahan juga mengatakan, dimasa pandemi Covid-19 ini, antusias masyarakat dalam mengikuti imunisasi untuk anaknya semakin menurun. Mengatasi masalah tersebut, Julita mengatakan Dinas Kesehatan sendiri langsung melakukan jemput bola.

“Iya memang menurun, mungkin takut karena covid, namun kita juga sudah antisipasi, dengan langsung menjumpai masyarakat yang tidak ikut dalam imunisasi itu” jelasnya.

Baca juga: UNICEF: 2,4 Juta Anak Di Yaman Kurang Gizi

Ditambahkannya, sistem kerja imunisasi adalah mengejar target kerja, jika targetnya 100 anak, maka ke 100 anak tersebut harus diimunisasi. “Di situasi ini sistem kita jemput bola, jadi memang harus semua terimunisasi,” ucapnya.

“Ada kita temukan memang masyarakat yang takut dan melakukan penolakan. Namun setelah kita memberikan penjelaskan dan pemahaman kepada mereka, akhirnya mereka mau,” tambah Julita Pakpahan.

Dia juga meminta masyarakat tetap rutin mengikuti imunisasi karena anak bisa terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya adalah polio. “Himbauan kami kepada orang tua yang memiliki bayi atau balita, tetaplah ikut imunisasi untuk kebaikan anak itu sendiri,” pinta Julita Pakpahan.

Untuk penambahan gizi anak, Julita mengaku belum ada langsung dari Dinas Kesehatan sendiri, namun dikatakannya penambahan gizi anak ada dari program Posyandu yang ada di nagori atau desa di Simalungun. (yetty/roland/hm09)

Related Articles

Latest Articles