7.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Gawat! Banyak Wisatawan dan Pengelola Lokasi Wisata Abaikan Protokol Kesehatan

Simalungun, MISTAR.ID

Pemerintah menetapkan cuti bersama saat libur Maulid Nabi Muhammad sejak, Rabu (28/10/20) hingga akhir minggu ini. Tujuan dilakukan cuti ini agar masyarakat diimbau di rumah saja sebab pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Meskipun demikian, pemerintah tetap memperbolehkan bepergian saat libur panjang apabila dirasa penting. Justru sebaliknya, banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk pergi liburan, baik berwisata bahkan pulang kampung.

Amatan Mistar di lapangan, sejak Rabu (28/10/20) hingga Jumat (30/10/20) siang, sejumlah objek wisata sudah mulai dipadati para wisatawan dari lokal maupun luar kota. Namun sayang, para pengunjung banyak yang mengabaikan protokol kesehatan.

Bahkan hal yang sama pula terjadi pada lokasi wisata tersebut. Protokol kesehatan yang menjadi imbauan pemerintah, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir (3M).

Baca Juga:Libur Panjang, Tempat Wisata di Simalungun Ramai Dikunjungi

3M ini seharusnya diterapkan oleh seluruh tempat- tempat destinasi wisata. Salah seorang pengunjung wisata di Tigaras, Retno (28) mengatakan, sudah bosan tinggal di rumah saja. Sejak wabah virus corona menyambangi Indonesia, semua dibatasi.

Tapikan tak mudah melakukan semua itu. Apalagi, anak-anaknya sudah mulai jenuh di rumah saja. “Khawatir itu tetap ada, tapi harus tetap waspada. Apalagi, melihat orang banyak begini pasti protokol kesehatan menjaga jarak sangat sulit diterapkan. Pasrah ajalah, nyenengin anak saja,” ucapnya.

Hal berbeda dinyatakan oleh Jonathan. Ia menilai justru masyarakat yang tidak melakukan protokol kesehatan berimbas dari ketidak seriusnya sikap pemerintah daerah yang tidak tegas.

“Lihat aja sendiri, dari pintu masuk tadi hingga sampai di tempat wisata ini, tidak ada teguran atau apapun pada wisatawan yang datang tak menggunakan masker,” kata dia.

Lelaki yang sering dipanggil Jo ini juga menambahkan alasan di balik masyarakat enggan untuk mematuhi protokol kesehatan karena tidak adanya sanksi yang tegas dari pemerintah.

Baca Juga:Malam ini, Jalur Lalu Lintas Menuju Wisata Berastagi Alami Kemacetan

Jika sikap tegas berupa sanksi pada pengunjung yang tidak melakukan protokol kesehatan, diyakini bisa menekan penyebaran Covid-19. Pada salah satu tempat wisata di Pemandian Air Panas Sidebuk-debuk di Kabupaten Karo Sumatera Utara, menjadi tempat yang paling favorit.

Hampir setiap hari, tempat tersebut selalu ramai dikunjungi para wisatawan, apalagi liburan seperti saat ini. Pada awal gerbang masuk hingga ketempat pemandiannya, tidak ada cek suhu tubuh maupun teguran pada pengunjung yang tidak melakukan protokol kesehatan, seperti pakai masker.

Ketika ditanya pada petugas yang menerima setiap mobil masuk ke lokasi wisata itu kenapa tidak pakai masker serta tempat mencuci tangan, ia menjawab dengan singkat, “tidak apa – apa bu” sambil mempersilahkan masuk begitu saja.

Hal yang serupa juga di lokasi wisata Simarjarunjung Desa Parik Sabungan Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun. Lokasi ini kerap sekali dimanfaatkan berswafoto.

Baca Juga:Kunjungan Wisatawan ke Parapat Meningkat Pesat, Ini Kata Kapolres Simalungun

Banyak wisatawan sengaja datang ke lokasi ini hanya ingin membagikan foto-foto yang memakai background menarik ke lini media sosial, agar dapat dilihat oleh publik. Tempat ini juga disebut sebagai “tempat wisata kekinian”.

Hal serupa juga terjadi disini, dimana protokol kesehatan sangat minim dilaksanakan. Bahkan, ada yang nyleneh mengatakan bahwa virus corona tidak ada di daerah tersebut. “Disini udaranya sejuk dan bersih. Ga bakalan virus corona ada disini,” tutur Tian Zebua.

Pria ini bahkan tampak kompak dengan teman-temannya yang berjumlah lebih dari 10 orang tersebut, berswafoto tanpa ada jarak antara satu dengan yang lain. Bahkan masker yang dikenakan katanya hanya sebagai penutup mulut dikala sedang membawa sepeda motor mereka.

Bagaimanapun juga, seharusnya Pemda dapat mengidentifikasi tempat wisata yang menjadi sasaran liburan agar memiliki protokol kesehatan yang baik, memastikan tidak ada kerumunan yang menyebabkan tidak bisa jaga jarak, membatasi jumlah wisatawan sampai dengan 50%.

Selain itu, diharapkan peran serta pengunjung ataupun wisatawan untuk memutus rantai Covid-19, untuk mencegah penularan virus corona, tetap memperhatikan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles