17.4 C
New York
Saturday, May 18, 2024

“Tolonglah Kami…” Pedagang Asongan Menanti Harap Bantuan Pemko Siantar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Dampak covid-19 kian terasa. Dan semakin terasa bagi para pedagang asongan yang menggantungkan hidupnya dari hasil jajakan barang dagangan. Pasar dan terminal yang menjadi jantung kehidupan kini telah sepi. Harapan untuk bertahan hidup ditengah wabah virus corona hampir pupus. Satu-satunya harapan kini digantungkan kepada pemerintah kota. Yang diharapkan bijak, segera menyalurkan bantuannya kepada mereka yang berdampak, termasuk para pedagang asongan.

“Kami memohon supaya pemerintah memperhatikan kami, lihatlah kami yang di terminal parluasan ini, gara-gara corona ini sudah ngeri kali kami ini,” ujar Tiomas boru Butar-butar alias Mak Metro yang ditemui bersama pedagang asongan lainnya saat duduk-duduk di kawasan eks terminal Suka Dame, pada Rabu (8/4/20) siang.

Para pedagang asongan meminta perhatian dari Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar. Permintaan itu disampaikan pasca penghasilan mereka yang drastis menurun akibat pandemi virus corona atau covid-19.

“Biasanya, waktu tak ada corona ini, bisanya kami dapat 30 sampai 50 ribu sehari. Sekarang, gara-gara corona ini, udah jam dua siang kek ginipun, baru rotiku yang laku (terjual),” sambung pedagang asongan lainnya, Rumiha boru Munthe, menceritakan dampak pandemi covid-19. “Dia udah dua rotinya yang laku, aku baru satulah aquaku yang laku,” timpal pedagang asongan lainnya, Roslin boru Simorangkir.

Akibat pandemi corona, kata Tiomas, selain berjualan asongan, kini ia sudah nyambi mengumpulkan barang bekas atau botot. “Sudah tiga minggu inilah kek gini, jualan sambil marbotot, kalo gak kek gitu, gak makan,” ujar ibu 4 anak berusia 50-an tahun warga Jalan Tangki Gang Bhinneka Kecamatan Siantar Martoba itu.

Pun demikian, dalam kondisi itu, Tiomas tetap mengaku bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Puji Tuhan lah, Tuhan baik, masih dikasih kita sehat. Tapi sehatpun, tajam pisau katanya, lebih tajam perut kita sama perut anak-anak kita. Itulah hidup kami yang di terminal,” ujar Tiomas terdengar memelas, diamini rekannya sesama pedagang asongan yang juga sudah berusia 50-an tahun.

Selanjutnya, ketika ditanya melalui telepon seluler, apakah ada pihak perangkat kelurahan yang meminta fotokopi KK dan KTP-nya, Tiomas malah balik bertanya. “Untuk apa itu,” tanyanya.

Ketika awak Mistar menyebutkan akan ada pemberian bantuan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar, Tiomas sangat berharap mendapatkan bantuan tersebut.

“Tak ada diminta foto kopi KK sama KTP-ku, kek manalah itu, bisanya aku dapat itu, tolonglah dulu aku, udah ngeri kali aku sekarang ini,” ujar Tiomas yang mengaku tidak menerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah. “Tolonglah dulu, bantulah dulu aku sama kawan-kawanku (sesama pedagang asongan), ada 60-an orang kami, kurasa orang itupun tak ada diminta KK sama KTP-nya,” tutupnya penuh harap kepada awak Mistar.

Penulis : Ferry Napitupulu.
Editor : Rika Yoesz

Related Articles

Latest Articles