5.7 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Tirtauli, Bermula dari Siantar Estate

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Dari 68 ribuan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematangsiantar yang ada di Siantar-Simalungun, tidak banyak mengetahui bagaimana sejarah berdirinya perusahaan yang mengusung motto ‘Handal Dalam Pekerjaan, Prima Dalam Pelayanan’ tersebut.

Awalnya, sistem penyediaan air minum Kota Pematangsiantar itu mulai dirintis pada tahun 1916 dikelola oleh perkebunan Siantar Estate untuk kebutuhan air di perkebunan tersebut dengan membangun bak pengumpul pada umbul (mata air) Simarito dengan kapasitas 15 liter per detik.

Pada tahun 1920, pemerintah Belanda mengambil alih sumber air Simarito dan diberi nama Gemeente Water Leiding Bedrifj (Perusahaan Air Kota) dengan perjanjian tetap memberikan air kepada perkebunan. Demikian dikisahkan Humas PDAM Tirtauli, Rosliana Sitanggang, Kamis (27/2/20)

“Mengingat perkembangan daerah dan penduduk kota yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka pada tahun 1940 dibangun sumur bor yang terdekat di Jalan Sabang Merauke (Kelurahan Simalungun Kecamatan Siantar Selatan,red) dengan kapasitas 4,1 liter per detik,” tuturnya.

Dan tahun 1953 dibangun lagi Bron Captering (Bangunan Penangkap Mata Air) pada Umbul Nagahuta I dengan kapasitas 5,80 liter per detik. Kemudian pada tahun 1954 dibangun tambahan Bron Captering Umbul Naga Huta II dengan kapasitas air 27,40 liter per detik.

Tahun 1959 dibangun Bron Captering Umbul Pancur Lima dengan kapasitas air 18,20 liter per detik untuk memenuhi perkembangan daerah dan masyarakat yang semakin meningkat. 12 tahun berikutnya, tahun 1971, dibangun lagi Umbul Naga Huta III dengan jarak sekitar 500 meter dari Umbul Naga Huta I dan II berkapasitas 35 liter per detik. Dan dibangun lagi tahun 1974 unggulan Nagahuta IV dengan kapasitas 14,40 liter per detik.

Tahun 1977 dibangun 3 sumber air di Umbul Mual Goit, di mana satu sama lain berdekatan dengan kapasitas total 257 liter per detik. Pengelolaan sistem air minum sampai saat ini dilaksanakan oleh Dinas Air Pemerintah Daerah Kotamadya Daerah Tingka (Dati) II Pematangsiantar.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 9 tahun 1976 lembaran Dati II Pematangsiantar Nomor 18-1976, Seri B Nomor 13 sesuai dengan surat keputusan Walikota Madya KDH Tingkat II Pematangsiantar 30 Maret 1978, Dinas Air Minum Kotamadya dilebur/dialihkan bentuknya menjadi PDAM Tirtauli.

“Seiring perkembangan pasca peralihan, pada tahun 1983 dibangun sumur bor di Jalan Asahan dengan debit air 15 liter per detik dan Jalan Akasia Raya dengan debit air 5 liter per detik. 3 tahun kemudian, yaitu tahun 1986 di bangun sumur bor di Jalan Kertas dengan debit air 15 liter per detik,” ujar  Rosliana.

Kemudian, pada tahun 1990, dengan dana pinjaman dalam negeri dibangun Bron Captering Umbul Habonaron Do Bona di Kecamatan Panei Tongah dengan debit air 181 liter per detik. Tahun 1992 membangun reservoir Simpang panei dengan kapasitas 750 meter kubik. Tahun 1997 dibangun pompa sumur air di sebuah bulak dengan debit air 7 liter per detik.

Tahun 2002 dibangun sumur bor di Jalan Jambu dengan debit air 2,50 liter per detik. Tahun 2003 pembangunan pompa sumur air Bah Rahu dengan debit air 5 liter per detik. Tahun 2004 pembangunan Bron Captering Umbul Silumangi dengan debit air 20 liter per detik. Tahun 2004 pembangunan Umbul Naga Huta Batu III dengan debit air 3,406 liter per detik.

Tahun 2004 dilakukan optimalisasi Umbul Habonaron Do Bona dari 181 liter per detik menjadi 256,16 liter per detik. Tahun 2005 pembangunan menara air di Nagahuta Batu III setinggi 8 meter dengan kapasitas 48 M3. Tahun 2004, pembangunan sumur bor di Jalan Bakung dengan debit air 2,50 liter per detik. Dan Jalan Asahan FKIP Nommensen dengan debit air 7 liter per detik. tahun 2006 optimalisasi unggul silumangi dari 20 liter per detik menjadi 45 liter per detik.

Reporter: Ferry

Editor: Herman

Related Articles

Latest Articles