Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Robert Samosir mengaku kesulitan menindak para pelaku pelanggar protokol kesehatan di kawasan Kota Pematangsiantar. Kebanyakan pelanggar protokol kesehatan yakni tidak menggunakan masker secara benar.
“Kami akui sulit sekali untuk menertibkan warga pelanggar protokol kesehatan Covid-19 ini. Kebanyakan pelanggar tidak membawa dan memakai masker dengan benar,” ujar Robert Samosir dihubungi Mistar, Minggu (20/9/20) siang.
Ia menuturkan, sejak Peraturan Walikota Siantar Nomor 19 Tahun 2020 tentang penanganan Covid-19 pihaknya masih melakukan sosialisasi kepada warga. Namun, ia mengaku belum dapat menerapkan tindakan sanksi denda sebagaimana dalam Perwa.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat Di Siantar, Pajak Parluasan Disemprot Disinfektan
“Untuk denda itu belum bisa diterapkan soalnya banyak yang tidak berkenan. Sekarang ini masih sosialisasi dulu, pelanggar protokol kesehatan diberikan nasihat dan arahan positif,” ujarnya.
Ia menyebutkan, sebagian besar warga di Kota Pematangsiantar mengaku tidak meyakini akan bahaya virus Covid-19. Berdasarkan hasil observasi Satpol PP hal ini yang menyebabkan warga cuek dengan aturan wajib masker.
“Kendala kami pun masih banyak warga di Kota Pematangsiantar ini tidak yakin dengan bahaya virus corona. Makanya, pelan pelan harus diberikan arahan,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya bersama TNI Kodim 0207 Simalungun dan Polres Pematangsiantar menggelar operasi Yustisi berupa penegakan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan. Operasi tersebut belum menerapkan denda uang tunai namun, dengan hukuman sosial seperti menyapu, hingga push up.
Operasi yustisi di Kota Pematangsiantar berdasarkan pada Peraturan Walikota Siantar Nomor 19 Tahun 2020. Adapun dalam aturan ini dijelaskan, warga pelanggar protokol kesehatan didenda Rp50 ribu hingga Rp250 ribu. Kemudian, Rp5 juta untuk pelanggar dari badan usaha. (billy/hm09)
