14.7 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Rajamin Sirait Prihatin di Siantar, Pohon Natal Tertinggi Asia Tenggara Belum ‘Menyala’

Siantar | MISTAR.ID – Rajamin Sirait yang dikenal sebagai pengusaha sukses asal Kota Pematangsiantar menyampaikan keprihatinannya setelah melihat menara Natal tertinggi di Asia Tenggara yang berada di kota paling toleran itu. Pasalnya, hingga kini dia belum melihat ada ornamen-ornamen menyambut perayaan Natal yang hanya beberapa hari lagi.

“Saya sebagai masyarakat dan juga putra kelahiran kota Siantar, dan selama ini kita semua tahu bahwa kota Siantar adalah kota yang cukup menarik perhatian, khususnya kaum kristiani. Terlebih menjelang Natal, dimana ada pohon Natal yang tertinggi di Asia Tenggara, tapi sampai saat ini ornamen-ornamennya belum ada kelihatan di sekitar menara itu,” ujar Rajamin Sirait kepada Mistar, Eabu (11/12/19).

Rajamin Sirait.(net)
Rajamin Sirait.(net)

Bakal calon Walikota Pematangsiantar itu menambahkan, padahal menara pohon Natal yang berada di Jalan Gereja Kota Pematangsiantar itu, adalah salah satu simbol dari sekian banyak simbol, untuk membuktikan bahwa Kota Pematangsiantar adalah kota paling toleran di Indonesia.

Tanah untuk Menara itu juga, imbuh Rajamin, diberikan pihak HKBP kepada pemerintah yang peruntukannya agar setiap menyambut Natal, selalu dipasangi berbagai ornamen dan lampu-lampu pohon Natal.

Siantar itu katanya lagi, termasuk salah satu kota wisata religus, karena selama ini telah membuktikan dirinya sebagai kota paling toleransi, dimana masyarkatnya selama ini dikenal sangat toleran, dikenal sebagai minaturnya Indonesia, dan tidak pernah membeda-bedakan suku dan agama.

“Sampai saat ini ornamen-ornamennya belum kelihatan di pohon Natal tertinggi Asia Tenggara itu, dan apapun saya belum melihat ada gerakan daripada Pemko Pematangsiantar untuk menggerakkan satu kegiatan yang bisa mendatangkan orang dan berkunjung ke Siantar,” katanya menambahkan.

Padahal selama ini, menara Natal atau pohon Natal tertinggi di Asia Tenggara itu punya daya tarik tersendiri bagi setiap orang, maupun wisatawan yang berkunjung ke Kota Pematangsiantar, khususnya pada saat merayakan Natal dan Tahun Baru.

Kota Pematangsiantar lanjut Rajamin, selama ini dikenal sangat representatif, sebagai kota bersejarah dalam bidang keagamaan, dandikenal sebagai pusat gereja-gereja di kota itu, seperti HKI, GKPS, GKPI, GPDI dan lainnya.

“Saya rasa, kalau Pemerintah Kota Pematangsiantar tidak memanfaatkan momen Natal ini sebagai momen berharga, ini sangat disayangkan. Contoh di Kota Medan, masih ada yang namanya Christmas Season, dan itu tiap tahunnya berjalan terus sampai sekarang,” katanya.

Christmas Seoason kata Rajamin, telah dibuka Walikota Medan Achyar Nasution tanggal 3 Desebember lalu di Pardede Hall untuk menyambut perayaan Natal.

Warna dari keberagaman setiap hari besar keagamaan, disarankannya, harus selalu dihidupkan oleh pemerintah daerah masing-masing kabupaten dan kota.

Dia mencontohkan kegiatan-kegiatan di Kota Medan yang patut diacungin jempol, seperti adanya Ramadhan Fair, adanya perayaan Imlek Fair, dan sebagainya, adalah moment sangat berharga yang harus terus dipertahankan dan perlu kita tiru.

“Artinya, dengan tanggapnya pemerintah kota memanfaatkan momen Natal ini, maka masyarakatnya akan merasakan enaknya mempunyai kota, itu menurut saya. Tapi sampai sekarang saya lihat belum ada tanda-tanda, lampu-lampu pun belum ada,” katanya dengan nada kesal.

“Saya melihat tadi waktu lewat dari Siantar, kok belum ada tanda-tanda atau ornamen-ornamen Natal gitu. Misalnya, di kantor-kantor, ataupun di tempat-tempat milik pemerintah. Jadi jangan nanti, seakan Siantar ini tidak ada detak jantungnya untuk menyambut satu momen besar ini,” tandas bakal calon Walikota Pematangsiantar itu.(maris/hm02)

Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles