13.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Prihatin, Kyan Ulos ‘Korban’ PD PAUS Harapkan Perhatian Pemerintah

Siantar, MISTAR.ID

Kyan Ulos yang dikelola Fony Sitanggang adalah satu dari sekian banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di Kota Pematangsiantar. Sebelum pandemi Covid-19 yang membuat tidak sedikit pengusaha kecil ambruk, hal serupa juga dialami Kyan Ulos yang ikut terimbas dampaknya.

Prihatin. Itulah kini yang dirasakan Fony Sitanggang selaku pemilik Kyan Ulos yang mengelola bisnis di bidang kerajinan tradisionil ulos Batak dan lainnya.

Keprihatinan yang kini dirasakan Kyan Ulos, juga berdampak terhadap puluhan pengrajin ulos binaanya yang ada di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.

Baca Juga: Kementerian PUPR Siap Benahi Kampung Ulos Huta Raja

Wawancara dengan Mistar, di Lantai II Pasar Horas Kota Pematangsiantar, Selasa (18/8/20), wanita yang dikenal tangguh dalam berbisnis usaha rumah tangga dan kerajinan tradisionil itu menyampaikan keluhannya.

Fony Sitanggang (memgang piala) sewaktu mendapatkan penghargaan dari Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.[foto:ist/dok/mistar)
Pandemi Covid-19, ujarnya mengawali bincang-bincang, mengharuskan Kyan Ulos dan para pengrajin ulos (penenun) binaannya yang cukup banyak kini tidak dapat bekerja dan beraktifitas seperti biasa sebagai pegiat usaha.

“Kehidupan karyawan sekarang ini sudah sangat memprihatinkan, tapi mau tak mau hal ini tidak mungkin akan dibiarkan begitu saja,” ujar Fony Sitanggang.

Baca Juga: Fashion Show Anak-anak Meriahkan Hari Ulos

Kondisi perekonomian yang sekarang sulit, tidak lantas membuat Fony berpangku tangan, dia tak menyerah dan tetap berfikir keras bagaimana kelangsungan hidup para karyawan dan binaannya untuk dapat eksis dan bertahan hidup.

Salah satu beban paling berat yang kini dialami Fony adalah kewajibannya membayar cicilan pinjaman dari bank.

Ternyata tidak sampai di situ. Dia juga mengeluh atas ketidak pastian kios yang dijanjikan Perusahaan Daerah (Perusda) milik Pemko Pematangsiantar, yakni PD PAUS yang dipimpin Herowin Sinaga.

Baca Juga: 500 Penenun Di Festival Tenun Ulos Batak

Menurutnya, secara tidak langsung PD PAUS telah menghambat gagasannya untuk mendirikan sebuah galery khusus untuk Ulos. “Tahun 2015, kita sudah ada menggagas mendirikan galery Kyan Ulos,” katanya.

Niat itu bagaikan membentur tembok dan gagal, disebabkan anggaran yang sudah tersedia diserahkan kepada PD PAUS demi untuk mendapatkan kios di Pasar Tradisional yang direncanakan dibangun di Jalan Melanton Siregar Kota Pematangsiantar.

Ketika itu, kawasan pasar tradisionil itu sempat berganti nama menjadi Mall Siantar City.

Baca Juga: Urus Ijin Industri Rumah Tangga di Taput Gratis

Selaku pengusaha, Fony mengaku percaya kepada Perusda, apalagi Perusda itu adalah milik Pemko Pematangsiantar. Selanjutnya, demi untuk mendapatkan kios di pasar tradisionil tersebut, Fony pun memutuskan mentransfer uang sebesar Rp400 juta ke rekening Perusda milik Pemko Pematangsiantar.

Namun, sejak dana yang tidak sedikit itu ditransfernya, sampai sekarang kios yang dijanjikan pihak Perusda itu tak kunjung ada.

Bahkan, sampai hari ini pihak yang bertanggungjawab termasuk Pemko Pematangsiantar, kata dia, tidak ada upaya untuk menyelesaikan permasalahan uang miliknya yang Rp400 juta itu.

Lanjut Fony Sitanggang, untuk cita-citanya menghidupkan industri kerajinan tradisional di Pematangsiantar dan Simalungun, pada tahun 2015 dia mengikuti kegiatan di Kota Surabaya, yang dihadiri para petinggi Perusda se-Indonesia termasuk dari PD PAUS.

Saat itu, Herowin Sinaga kata Fony ikut hadir di Surabaya. Dia juga mengaku, hanya dia sendiri pelaku UMKM yang hadir.

Dalam pertemuan itu, petinggi Perusda dari PD PAUS menyampaikan rencana hebat Pematangsiantar segera membangun pasar tradisional itu. Hal ini membuat dirinya semakin yakin.

Dari sinilah Fony Sitanggang semakin yakin, niatnya untuk mengembangkan usaha kerajinan/tradisionil akan berjalan baik dan menjadi sangat tertarik untuk mendapatkan beberapa kios yang akan dijadikan Galery “Kyan Ulos”. Kemudian Fony pun tak raga mentransfer uang yang Rp400 juta itu ke rekening Perusda.

Sebagai sosok pengusaha UMKM yang ulet, Fony Sitanggang juga telah menerima berbagai penghargaan.

Dan permasalahan yang dialami Fony juga telah sampai ke Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi. Pada saat menerima penghargaan di Gubernuran, kata Fony, Gubernur Sumut menyarankan agar melaporkan masalah yang dialaminya kepada Kepala Dinas Koperasi Pemprov Sumut.

Anjuran Gubernur ini pun dijalankannya, tapi toh sampai sekarang tidak juga ada hasilnya.
“Saya juga sudah menyampaikan permasalahan ini kepada Wali Kota Pematangsiantar, bapak Hefriansyah. Juga melaporkannya kepada seorang anggota DPRD, tapi nyatanya sampai sekarang tidak ada jalan penyelesaiannya,” kata Fony.

Jalan terakhir, kata Fony, mau tak mau harus melalui upaya hukum. “Mau tak mau, upaya hukum ini sedang kita persiapkan,” ujarnya mengakhiri.

Di sisi lain, Mistar berusaha menghubungi Firut PD PAUS Herowin Sinaga melalui sambungan seluler untuk mengklarifikasi atas apa yang dikeluhkan Fony Sitanggang tersebut. Sampai, berita ini dimuat, Dirut PD PAUS itu tidak dapat dihubungi.(yetty/maris/hm02)

Related Articles

Latest Articles