9.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Penjualan Seragam Sekolah di Siantar Sepi Pembeli, Pedagang Mengeluh

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Meski Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Kota Pematangsiantar sudah dimulai sejak 23 September 2021, namun pedagang seragam sekolah masih sepi pembeli. Padahal, dimulainya PTM diharapkan akan kembali menggeliatkan ekonomi bagi para pelaku usaha, khususnya pada pedagang seragam sekolah.

Namun, sejumlah toko pakaian seragam mengaku penjualan seragam sekolah masih sepi pembeli. Penerapan PTM ini belum memberikan dampak signifikan bagi para penjual seragam sekolah di Kota Pematangsiantar.

Menurut Rani, salah satu pemilik toko seragam di pusat Pasar Horas, belum ada peningkatan penjualan dalam beberapa hari sudah berlangsungnya pelaksanaan PTM.

Baca Juga:Kementerian Agama Hormati Putusan MA Batalkan SKB Seragam Sekolah

“Ada peningkatan, tapi enggak terlalu banyak karena mungkin masih banyak orangtua yang belum yakin sekolah terus dibuka. Soalnya dulu kan juga sudah ada wacana mau masuk tapi enggak jadi,” kata dia saat ditemui, Minggu (3/10/21).

Rani menduga sepinya pesanan seragam karena para orang tua siswa masih ragu apakah PTM akan benar-benar dilaksanakan seterusnya. Selain itu, sebagian orang tua malas menukar pakaian sekolah anaknya dengan yang baru, sebab jadwal masuk sekolah hanya sebentar saja.

Biasanya, lanjut dia, masuk sekolah menjadi saat yang paling ditunggu pedagang seragam seperti dirinya, maupun kelengkapan sekolah lainnya.

Hal senada juga diungkapkan penjual seragam sekolah pada toko pakaian di Jalan Sutomo. Dia mengaku pembeli yang datang membeli seragam sekolah baik SD hingga SMA dapat dihitung dengan jari.

“Masih sepi, bisa dibilang tidak ada pembeli sama sekali. Meski sudah masuk sekolah,” kata pria pakai kacamata ini dan tak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga:Disdik Siantar Sosialisasikan SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah

Penurunan jumlah pembeli, kata pria tersebut tidak dapat dihindari. Karena sampai saat ini memang belum ada kepastian pembelajaran di sekolah dapat berlangsung lama seperti biasanya. Apalagi, pandemi masih terus berjalan. Di awal kembali belajar tatap muka di sekolah kali ini, dia harus menerima kenyataan pahit. Baginya, jumlah pembeli yang datang ternyata tak sesuai dengan yang diharapkan.

Penjual seragam sekolah lainnya Tomy mengaku, penjualannya anjlok hingga 90% bila dibandingkan dengan kondisi normal. Sepinya pembeli itu terjadi sejak pandemi melanda, ia pun tidak dapat berbuat banyak, hanya bisa pasrah. “Pembelinya masih sepi, tak hanya seragam, peralatan sekolah lainnya seperti buku juga masih sepi sekali,” sebutnya.

Tomy berharap dengan kebijakan sekolah kembali tatap muka meski masih terbatas, dapat meraup keuntungan seperti sebelumnya. Tetapi hingga hari pertama kebijakan itu dijalankan, ternyata belum berdampak sama sekali pada usahanya. (yetty/hm12)

Related Articles

Latest Articles