15.6 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Pardomuan Nauli Simanjuntak Minta Usut Tuntas Tragedi di Kawasan Duren Tiga

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ketua Himpunan Masyarakat Batak Toba (HUMATOB) Simalungun, Pardomuan Nauli Simanjuntak SH.MSi menyampaikan apresiasinya kepada Mabes Polri yang tidak serta merta menerima begitu saja laporan kasus yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo di Kawasan Duren Tiga Jakarta.

Apalagi tragedi berdarah yang merenggut nyawa Brigadir J itu semakin viral di media sosial dengan kritik pedas karena ditemukan banyak kejanggalan, sehingga menimbulkan berbagai tanda tanya bagi pencari keadilan terutama keluarga korban (Brigadir J).

“Saya sebagai warga Negara Indonesia, dan sebagai Ketua HUMATOB Simalungun sangat mengapresiasi Mabes Polri dan tim gabungannya yang tidak begitu saja mengiyakan laporan sepihak. Karena ditemukan banyak kejanggalan-kejanggalan. Untuk itu, kita sebagai warga Negara yang cinta keadilan dan kebenaran, sangat berharap agar kasusnya bersama penyelidik independen, agar mengustunya secara transparan hingga tuntas,” tegas Pardomuan Nauli Simanjuntak kepada mistar,id, Minggu (17/7/22) siang.

Baca Juga: Propam Periksa 2 Perwira dan 5 Brigadir Terkait Bunuh Diri Pelaku Cabul di Ruang Penyidik

Bahkan, sambung mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara itu, Tim Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak SH sudah membantah keras adanya baku tembak di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, sebagaimana diberitakan media massa.

Pardomuan Simanjuntak juga sependapat dengan advokat Kamaruddin Simanjuntak yang mencurigai penyebab tewasnya Brigadir J, bukan hanya karena ditembak, tapi mengarah pada penyiksaan sebagaimana dilansir SurabayaPagi dan Live YouTube TribunNetwork.

Dan kecurigaan Kamaruddin Simanjuntak ini diyakini Pardomuan bukan tidak berdasar, apalagi Kamaruddin Simanjuntak dalam menangani perkara pidana sudah sangat berpengalaman, jam terbangnya juga tidak diragukan lagi.

Baca Juga: Tim PEN Mabes Polri Soroti Dugaan Penyelewengan Dana Covid-19 di Sumut

Kecurigaan Kamaruddin dalam menangani kasus penyebab tewasnya keponakannya tersebut, muncul setelah menemukan adanya indikasi atau dugaan pendukung yang mengarah pada adanya upaya untuk menutupi kejadian yang sebenarnya.

“Saya menolak tegas ada baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo, karena tidak adda bukti tembak menembak. Juga tidak ada CCTV. Jadi itu hanya keterangan dari Karo Penmas Polri saja. Ini perlu digarisbawahi,” kata Kamaruddin mengutip live kanal YouTube TribunNetwork.

Tidak hanya itu, setelah mendalami fakta-fakta kejadian, Kamaruddin berjanji atas nama keluarga Brigadir J akan membuat laporan polisi, serta menolak tegas tudingan yang menyebut Brigadir J melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo dengan masuk ke dalam kamarnya.

Baca Jugag: Tim Penilai Mabes Polri Turun ke Polres Batu Bara

“Kalau ada yang berani mengatakan bahwa anak klien kami, masuk ke dalam kamar itu tanpa disertai bukti, kami juga akan memperhitungkan secara hokum, kami akan menuntut,” tegasnya sebagaimana dilansir media.

Banyak Kejanggalan

Ketua Parsadaan Simanjuntak Sitolu Sada Ina Dohot Boruna (PSSSI-B) Kota Pematangsiantar itu juga mengaku tak berhenti mengikuti perkembangan kasus penyebab tewasnya Brigadir J itu.

Seperti diberitakan berbagai media, dua polisi yang terlibat dalam peristiwa yang katanya saling bakutembak itu, Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan Bharada E. Brigadir J tewas dalam kejadian itu. Sedangkan Bharada E saat ini masih diamankan.

Namun, belakangan ini terungkap berbagai kejanggalan. Seperti keterangan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri pada Senin (11/7/22), peristiwa yang menewaskan Brigadir J itu terjadi pada pekan lalu, pada Jumat (8/7/22) sekitar jam 17.00 WIB.

Tetapi, Polri baru membeberkan kasusnya 3 hari sejak kejadian, atau pada Senin siang. Sehingga ada jeda waktu 3 hari sejak kejadian hingga Polri menyelidiki kasusnya.

Belum lagi kejanggalan lainnya, seperti seluruh kamera CCTV di rumah kejadian kompak rusak seperti diungkapkan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto pada Selasa (12/7/22).(maris/hm02)

Related Articles

Latest Articles