6.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Optimalisasi Terminal Tanjung Pinggir, Sarolim Sinaga: Saya Birukan Itu Terminal

Siantar | MISTAR.ID – Terminal ‘Horas’ Tanjung Pinggir di Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar mulai dioperasikan pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sejak Kamis (20/12/19) kemarin. Seluruh bus diarahkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal Tipe A tersebut.

Bila terminal itu dapat beroperasi dengan optimal, maka Kota Pematangsiantar akan menjadi kota yang luar biasa dalam hal pengoperasian terminal. Seperti disampaikan Koordinator PT Sinar Sepadan, Sarolim Sinaga, ketika dimintai tanggapan mengenai pengoptimalan terminal yang baru dioperasikan tersebut.

“Kalau terminal tipe A ini bisa dioperasikan, Kota Pematangsiantar ini akan menjadi kota yang luar biasa. Boleh kita lihat, dimanalah terminal di Sumatera Utara ini yang bisa dioperasikan dengan optimal,” tutur Sarolim, di loket minibus PT Sinar Sepadan seputaran eks Terminal Sukadame, pada Jumat (20/12/19).

“Terminal Siantar, terminal Perdagangan, terminal Kisaran, terminal Rantau Parapat, terminal Sidikalang, terminal Parapat. Bahkan terminal terpadu Amplas Medan, satu mobil pun tidak ada yang masuk ke dalam. Kalau kita lihat di Medan, loket-loket berjejer di Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Jamin Ginting,” tukasnya.

“Jadi Siantar ini akan menjadi luar biasa kalau terminalnya bisa dioperasikan dengan optimal. Kalau memang terminal ini bisa dibenahi sebagaimana layaknya terminal tipe A, angkutan sayalah duluan yang masuk ke terminal itu, saya birukan itu terminal, sesuai dengan warna mobil angkutan saya, karena memang mobil kita yang paling banyak di Siantar ini,” cecarnya lebih lanjut.

Terminal tipe A, kata Sarolim, memiliki fasilitas yang mendukungnya sebagai terminal tipe A, yakni memiliki penginapan, perbengkelan, pengamanan, musholla, rumah makan nasional, tempat perbelanjaan, klinik dan fasilitas lainnya.

“Sebagai terminal tipe A, itu harus ada. Sekarang kita lihat, apa yang ada. Kalau masuklah mobil kami tengah malam, lalu penumpangnya diturunkan disana, kemanalah penumpang itu,” tukasnya.

Sarolim yang terlihat mendukung pengoptimalan operasional terminal ‘Horas’ Tanjung Pinggir, menyarankan kepada pihak Kementerian Perhubungan agar terlebih dahulu melakukan pembenahan terhadap keberadaan fasilitas pendukung sebagai terminal tipe A. Karena apapun ceritanya, menurut Sarolim, kalau masih seperti itunya terminal Tanjung Pinggir, tak akan ada penumpang yang datang kesana.

“Contohnya, yang dari Parapat dan Kaban Jahe masuk ke siantar, pasti penumpangnya turun di simpang dua, gak mungkin turun di terminal karena gak nyaman. Begitu juga yang dari Tanjung Balai atau Kisaran ke Siantar, penumpangnya akan memilih turun di Jalan Asahan. Begitu juga yang dari tanah jawa, gak mungkin melewati kota hanya untuk turun di tanjung pinggir,” bebernya.

Untuk sementara waktu, menunggu pembenahan fasilitas terminal tipe A di terminal ‘Horas’ Tanjung Pinggir, Sarolim menyarankan agar eks terminal dibenahi terlebih dahulu.

“Jadi sebelum (fasilitas untuk terminal tipe A) itu disediakan, terminal sukadame inilah dulu dibenahi. Karena, kalau masih seperti yang sekarang, yakinlah, tidak akan ada orang yang datang kesana,” tukasnya.

Pada kesempatan itu, Sarolim menegaskan, bila memang terminal Tanjung Pinggir hendak dioptimalkan, terlebih dahulu dilakukan penertiban angkuta berplat hitam.

“Kalau mau dioptimalkan, jangan lagi ada kami lihat angkutan plat hitam. Demikian juga dengan terminal bayangan, tertibkan saja dulu semuanya, agar jangan ada loket-loket di luar terminal,” tegasnya.

Terpisah, Kepala Perwakilan Astra yang melayani trayek Parapat – Pematangsiantar, Pak Tommy menyebutkan bahwa untuk pengoptimalan terminal tanjung pinggir diperlukan sarana dan prasarana pendukung untuk terminal tipe A tersebut.

“Contohnya pasar tradisional, kemudian lampu penerangan jalan, lalu pos polisi untuk keamanan,” ujarnya singkat.

Selanjutnya, Pak Arga, mandor angkutan pedesaan CV Putra GOK meminta agar seluruh pihak terkait tegas dalam menjalan aturan.

“Untuk pengoptimalan harus tegas, itu semua loket-loket bayangan harus ditertibkan,” cecar Pak Arga yang menyinggung plafon atau jumlah angkutan yang melayani satu trayek untuk mengurangi tingkat kemacetan arus lalulintas. “Jangan nanti plafonnya cuma 40 unit, tapi faktanya lebih dari 40 unit,” tandasnya.

Ilhamsyah Sinaga, seorang pengusaha angkutan kota CV Sinar Siantar yang saat ini duduk menjadi anggota DPRD Kota Pematangsiantar, menyebutkan bahwa untuk pengoptimalan terminal tanjung pinggir diperlukan dukungan dari semua pihak terkait, baik itu dari Dinas Perhubungan, pengusaha angkutan, baik itu pengusaha angkutan kota maupun angkutan pedesaan.

“Bukan hanya dari pihak Dinas Perhubungan, pihak pengusaha juga harus mendukung. Seluruh angkutan yang dari luar kota menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal, begitu juga kepada angkutan kota seluruhnya harus masuk ke terminal untuk menjemput penumpang yang diturunkan di terminal. Artinya, angkutan kota dan angkutan lainnya termasuk angkutan pedesaan harus saling mendukung,” tuturnya.(hm02)

Penulis : Ferry Napitupulu

Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles