11.5 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Memprihatinkan, Ikut Program Bedah Rumah 2021 Kediaman Hitler Terbengkalai

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Hitler Harianja menatap miris dengan kondisi rumahnya saat ini, sebuah rumah permanen setengah jadi, tanpa jendela, tanpa pintu dan di sana sini masih menganga. Bangunan ini juga belum diplaster apalagi alasnya pun belum di semen. Rumah inilah yang kini dan mau tak mau harus ia tempati karena program bedah rumah 2021 itu tak kunjung selesai hingga kini.

Rumah keluarga Hitler Harianja beralamat di Jalan Viyata Yudha Gang Cadika 3 Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar. Pria 37 tahun yang telah memiliki 3 anak dari istrinya Boru Purba itu terpaksa harus tidur di rumah yang menjadi agak terbuka. .

Seperti disampaikan Hitler, rumahnya menjadi agak terbuka sejak 21 Desember 2021 lalu. “Awalnya, tanggal 21 Desember 2021, datanglah kemari material (bahan bangunan). Trus kami bongkarlah dinding tepas dan triplek rumah ini,” ujar Hitler kepada mistar yang menyambanginya. Rabu (5/1/22).

Baca juga:Program Bedah Rumah di Batu Bara, Ini persyaratannya

Masih kata Hitler, setelah 4 hari, ia diberikan uang Rp100.000. Namun setelah itu, mulai tanggal 25 Desember 2021 (Natal) sampai hari ini tidak ada lagi kabar selanjutnya. “Aku kerja sendiri. Kutelpon-telponnya yang mengantar material itu, tapi tak diangkat,” ujar Hitler yang memang berprofesi sebagai tukang bangunan.

Saat ditanya bagaimana keluarganya tidur di rumah yang kondisinya tampak sangat terbuka itu, Hitler bilang, tiap sore setelah selesai bekerja (menyicil penyelesaian pembangunan rumahnya), ia langsung membersihkan rumahnya dan kemudian menutup sebagian yang terbuka dengan triplek bekas dinding rumahnya. “Supaya jangan terbuka kali, kututup-tutupi pakai triplek aja,” ujarnya.

Selanjutnya, ketika ditanya mengenai dana yang dipergunakannya untuk melanjutkan atau menyelesaikan pembangunan rumahnya, Hitler mengaku, terpaksa harus meminjam uang.”Untunglah masih ada yang percaya mengasih aku berutang, dan istriku pun masih bisa bertenun,” ujar Hitler diamini sang istri yang mendampinginya saat diwawancarai mistar.

Saat ditanya mengenai harapannya kepada Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar, Hitler malah terdengar mengucap terimakasih. “Apalah kubilang, kalau kek akunya, terimakasihlah kubilang walau seperti ini keadaan, karena masih bisanya kukerjai sendiri,” ujar pria yang mengaku belum pernah menyampaikan permasalahan yang dialaminya kepada pihak kelurahan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kota Pematangsiantar, Kurnia Lismawatie, ketika dikonfirmasi mengenai adanya program bedah rumah tahun 2021 yang tidak selesai dikerjakan hingga tahun 2022 menyebutkan bahwa untuk penyelesaian bedah rumah itu masih ada waktu diberikan hingga Maret 2022.

“Di Juknis (Petunjuk Teknis) untuk DAK (Dana Alokasi Khusus) itu diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan, maksimal Maret 2022. Nah, ketepatan di daerah Bah Kapul, ada yang belum siap. Itu gak masalah, karena masih bisa hingga Maret ini,” tutur Kurnia yang lebih lanjut menyarankan agar hal itu dikonfirmasi ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Program Bedah Rumah, yaitu Tulus Pandiangan.

“Biar lebih jelas, nanti tanya aja langsung ke PPK, pak Tulus. Tadi saya sudah minta kepada beliau agar langsung turun ke lokasi (rumah Hitler), sebentar lagi kemarinya itu,” ujar Kurnia. Kurnia mengaku terkait dengan rumah Hitler yang ada di Kelurahan Bah Kapul, ia juga sudah dihubungi oleh Ketua DPRD Kota Pematangsiantar Timbul M Lingga.

Tak lama, PPK Bantuan Stimulan Rumah Swadaya (BSRS) atau Bedah Rumah, Tulus Pandiangan tiba di kantor Dinas PRKP, dan kemudian memberikan penjelasan kepada mistar dihadapan Kurnia. “Persepsi mereka, bangunan 8 kali 10 meter, diasumsikan semua dibongkar. Padahal sudah jelas diawal, ada sosialisasi, bagian tengah ke depan itu dulu (yang dikerjakan), baru ke samping,” ujarnya.

Baca juga:Pemkab Deli Serdang Terima Bantuan CSR Bedah Rumah Dari Pengusaha

Anggaran untuk bedah 1 rumah, kata Tulus, sebesar Rp 20 juta. “2,5 juta untuk upah, dan 17,5 juta untuk bahan. Dan yang harus diselesaikan bagian tengah ke depan itu tadi, karena ukuran bangunan pun kita lihat, kalau 4 kali 6 meter, mungkin bisa selesai cepat. Inikan 8 kali 10 meter, ya separuhnya dulu yang kejar (untuk diselesaikan),” cecarnya.

“Berjalannya waktu setelah itu, rupanya kurang komunikasi, mungkin karena Natal dan Tahun Baru, jadi susah dihubungi. Jadilah begini ceritanya. Tadi kita sudah ke lapangan, sudah kita jumpai dengan baik, supaya bisa cepat selesai, kita sudah menyarankan dia untuk mencari orang yang bisa membantunya, karena dia bisa jadi tukangnya,” bebernya lebih lanjut.

Di penghujung penjelasannya, Tulus merasa perlu berterimakasih bisa mendapat informasi terkait rumah Hitler tersebut. “Karena memang, kurasa dia (Hitler) itupun sudah bingung harus memulainya darimana, karena komunikasi yang sudah sempat putus. Tapi tadi, kita sudah jelaskan, bahwa mulai besok itu sudah mulai dilanjutkan,” tutupnya. (ferry/hm06)

Related Articles

Latest Articles