Pematangsiantar, MISTAR.ID
Rencana penerapan e-Voting atau pemungutan suara secara elekronik sangat membutuhkan kepercayaan yang tinggi terhadap penyelenggara Pemilu. Menurut Ketua KPU Kota Pematangsiantar, Daniel MD Sibarani, e-voting menjadi pertimbangan untuk diterapkan pada Pilkada 2020.
“E-voting ini, ada beberapa pertimbangannya, bahkan negara yang selama ini sudah melakukan e-voting malah ingin kembali ke bentuk manual,” tutur Daniel saat dikonfirmasi mengenai e-Voting di Pilkada 2020.
“Yang pertama, e-voting itu tentu sangat membutuhkan kepercayaan yang tinggi terhadap penyelenggara. Yang kedua membutuhkan infrastruktur, baik dalam bentuk alat dan jaringan (internet),” sambungnya.
Baca juga :Â Pilkada 2020, KPU Siantar Butuh Tambahan Anggaran Rp4,125 M
Yang ketiga, lanjut Daniel, penerapan e-Voting bisa sangat bermasalah ketika ada perselisihan hasil perolehan suara. “Karena tidak ada pertinggal dalam bentuk hard copy untuk peserta, saksi dan Bawaslu,” ungkapnya.
Berbeda dengan e-Rekap atau sistem Rekapitulasi elektronik, menurut Daniel mengatakan sesuai dengan monitoring KPU RI di bulan Januari 2020, pihak KPU Kota Pematangsiantar sudah mendesain untuk e-rekap.
“Kita rencanakan e-rekap dengan teknis hasil perhitungan suara dalam format C1 plano difoto lalu dikirimkan ke server. Dengan e-rekap, akan mengurangi atau mengefektifkan dan mengefisiensi waktu dan anggaran,” bebernya.
Baca juga :Â Hanya Ke Partai Gerindra Dan Demokrat, Wawako Siantar Ikut Bertarung Pilkada 2020
Dengan e-Rekap, kata Daniel, tidak ada lagi rekap berjenjang di kecamatan. Lalu yang kedua menghindari adanya kesilapan saat melakukan rekapitulasi dan e-Rekap tersebut sudah diusulkan KPU Kota Pematangsiantar ke KPU RI.
“Untuk Siantar, berdasarkan hasil pemetaan TPS, kita boleh melakukan e-rekapitulasi. Namun kita masih menunggu hasil simulasi e-rekap dari KPU RI. Siantar jadi salah satu daerah yang dimonitoring untuk persiapan e-rekap. Dan kita siap melakukan e-rekap, bila diperintahkan,” tukasnya. (ferry/hm09)
