9.6 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Keluh Kesah Warga Siantar Setelah Harga BBM Naik: Pengeluaran Semakin Besar!

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Sudah sepekan pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga produk Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak Sabtu (3/9/22) pukul 14.30 WIB. Hingga saat ini warga masih mengeluhkan kenaikan harga tersebut. Apalagi melihat harga kebutuhan pokok yang sudah terlebih dulu naik.

Selain dampaknya yang memang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat akan sandang dan pangan, akibat dari kenaikan BBM juga dirasakan mereka yang kesehariannya menggunakan transportasi umum maupun kendaraan pribadi.

Seperti yang diungkap oleh Marsinah, warga yang tinggal di daerah Sibatu-batu, Kelurahan Bah Sorma, Kecamatan Siantar Sitalasari. Ia mengatakan, setelah diumumkannya harga BBM naik, tiga hari kemudian, tarif ongkos angkutan yang biasanya dia tumpangi naik menjadi Rp7.000 dari sebelumnya Rp5.000. Begitu juga ongkos kedua anaknya yang masih bersekolah di bangku SMP dan SMA.

Baca Juga:Harga BBM Naik, Pedagang Eceran di Siantar Naikkan Harga Pertalite Jadi Rp12 Ribu

“Tarif untuk anak sekolah juga ikutan dinaikkan harganya menjadi Rp5.000 dari Rp3.000. Biasanya, anakku dapat jatah Rp10.000 saat hendak sekolah, saat ini menjadi Rp15.000 setiap ke sekolah,” ucapnya dengan raut muka kesal, Sabtu (10/9/22).

Seorang pelajar yang sempat diwawancarai juga menyatakan kekesalannya. Sebab orang tuanya belum menambah uang sakunya setelah adanya pengumuman kenaikan harga BBM. “Aku bingung kak, bapak dan mamak belum menambah uang buat ke sekolah. Soalnya, ongkos kan udah naik tiga hari yang lalu, jadi bayarnya juga tidak seperti biasanya,” ungkap Patricia Saragih dengan tersenyum.

Patricia menceritakan, biasanya ia diberi uang saku sebesar Rp20.000 untuk pergi ke sekolah yang berada di Kota Pematang Siantar. Uang tersebut katanya digunakan untuk biaya angkutan umum setiap hari dengan dua kali naik angkutan umum yang berbeda. Pasalnya, Patricia berdomisili di Kabupaten Simalungun. “Tapi mau gimana lagi kak, aku udah kelas XII, sayang kalau pindah sekolah dekat rumah. Palingan bawa minum dari rumah dan beli roti Rp2.000 kalau lapar,” kata Patricia yang bercita-cita ingin menjadi guru nantinya.

Baca Juga:Harga BBM Naik, Pedagang Eceran di Siantar Naikkan Harga Pertalite Jadi Rp12 Ribu

Lain lagi dengan Ibu Raja. Warga yang tinggal di Kelurahan Setia Negara ini mengomentari mahalnya harga kebutuhan bahan pokok saat ini. Sewaktu penjual sayur keliling melintas di depan rumahnya dan membeli beberapa kebutuhan untuk memasak di dapur. “Sekarang beli apa-apa mahal. Sayur bayam yang biasanya Rp2.000 menjadi Rp3.000 per ikat. Biasanya bisa beli cabe, bawang, tomat seharga Rp5.000 buat sekali masak, sekarang harus Rp10.000. Itupun cabenya sedikit, yang penting bisa buat sambal ajalah,” katanya dengan tertawa.

Kemudian Rahmat, salah satu pelaku usaha yang berjualan cakwe di Jalan Volly menyebutkan, kenaikan harga BBM membuatnya terpaksa menaikkan harga dagangannya. Menurutnya, belum selesai masalah minyak goreng yang harganya masih terbilang mahal, tiba-tiba harga BBM naik. Otomatis pengeluaran jadi bertambah lagi. “Biasanya kami jual Rp1.000 per biji. Tapi sekarang sudah tidak sanggup lagi begitu harganya. Jadinya, setiap Rp5.000 per 4 biji cakwe. Kami tak ingin mengurangi bahan pokok pembuatan kue ini. Agar kwalitasnya tetap terjamin, harganya terpaksa dinaikkan sedikit,” katanya.(yetty/hm15)

Related Articles

Latest Articles