7.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Kadiskes Siantar Janji Perbaiki Layanan Vaksinasi Covid-19 untuk Cegah Kerumunan

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pelaksanaan vaksinasi di beberapa lokasi dalam beberapa pekan terakhir di Kota Pematangsiantar niatnya tak lain agar ‘herd immunity’ masyarakat dapat tercapai, dan penyekatan-penyekatan di sejumlah titik yang sekarang sedang berjalan di kota terbesar kedua di Sumatera Utara itu merupakan langkah untuk menekan meningkatnya penyebaran virus di kota yang kini status PPKM Level 4 itu.

“Selain vaksinasi, protokol kesehatan yang diikuti dengan akselerasi atau percepatan vaksinasi itu harus, karena menuju herd immunity. Sampai hari ini sejak semalam, masih berkisar 21 persen untuk vaksinasi dosis pertama kepada masyarakat,” kata dr Ronal Saragih selaku Kadis Kesehatan (Kadiskes) Kota Pematangsiantar yang diwawancarai, Minggu (15/8/21).

Dia mengakui, Dinkes Kota Pematangsiantar ada keterbatasan, seyogyanya Dinkes menyiapkan 30 fasilitas kesehatan (Faskes) untuk melakukan pelaksanaan vaksinasi dengan ditopang Polri dan TNI. Untuk mengatasi percepatan vaksinasi, pihaknya sambung Ronald akan mengadakan vaksinasi terfokus di beberapa tempat.

Baca Juga: Mencegah Kerumunan Orang, Lima Ruas Jalan di Medan Ditutup

“Tujuan kita dalam pelaksanaan vaksinasi terfokus itu, agar tidak terjadi kerumunan. Harapan kita, pada masyarakat itu dibagi semacam voucher atau kupon. Nyatanya masyarakat, tidak sabar. Tapi dengan keterbatasan tenaga kita juga, makanya ada sebagian merasa kecewa karena dia enggak mendapat kesempatan,” ujar Ronal seraya mengatakan, berterima kasih kalau masyarakat sudah begitu antusias untuk divakdinasi.

Terkait peristiwa masyarakat yang merasa dibola-bola untuk mendapatkan vaksinasi pada Sabtu 14 Agustus 2021 kemarin, dr Ronal Saragih mengatakan, pihaknya tidak membola-bola masyarakat. Justru karena adanya keterbatasan tenaga dan salah informasi.

“Tidak membola-bola masyarakat. Tapi keterbatasan tenaga. Kalau vaksin, sudah lancar. Keterbatasan tenaga, kita coba dengan pembagian voucher kepada masyarakat. Tapi masyarakat yang belum dapat voucher, juga pingin segera divaksin. Terkadang mendapat informasi di tempat dan bukan dari petugas dan bukan dari orang kesehatan. Kita tidak membolak-balik mereka supaya pergi ke sana-sina, tidak,” ucapnya.

Baca Juga: Plt Wali Kota Medan Minta Satpol PP Cegah Kerumunan Masyarakat

“Harapan kita, kalau memang belum dapat voucher atau pun kupon, enggak usah datang ke tempat vaksinasi, bersabar. Karena keterbatasan tenaga, kita tidak bisa hanya seperti balita jaman dulu. Sekarang perlu Screening, perlu memasukkan data. Jadi ada keterbatasan,” sambungnya.

Disinggung cara mendapatkan voucher untuk masyarakat yang ingin divaksin, Ronald mengatakan, ada beberapa versi, seperti dari Puskesmas dapat memperolehnya dari kader masyarakat, kader Posyandu hingga kelurahan. Lalu bisa juga memperoleh dari Bhabinkamtibmas atau dari Bhabinsa.

“Masalah pembagian voucher atau kupon itu, kita harapkan kerja sama seluruh aparat yang ada. Dari Puskesmas, dari Kecamatan, Kelurahan, dari Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas juga,” katanya.

Baca Juga: Teknologi UV-C Mampu Cegah Penularan Covid-19 di Ruangan dan Gedung

Batalnya gelaran vaksinasi di Komplek Sekolah SMA Negeri 4 Pematangsiantar dan masalah voucher atau kupon nomor antrian, dikatakan Kadis Kesehatan akan memperbaiki semuanya kekeliruan tersebut.

“Akan memperbaiki, kebetulan juga kita selama ini sudah berkoordinasi dengan aparat dari Polri dan TNI. Harapan kami akan berupayah tidak lagi terjadi kerumunan. Untuk tidak lagi terjadinya kerumunan, kita lakukan vaksinasi yang terfokus. Contohnya, di Sultan Agung hari untuk kecamatan Siantar Barat, agar tidak terjadi kerumunan,” ucapnya.

Soal pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Siantar-Simalungun yang menyebut terjadi kerumunan, lagi-lagi dr Ronal Saragih menyebut, itu merupakan suatu hal yang bisa ketika memberikan pendapat atau suatu komunikasi.

“Soal kerumunan saat vaksinasi. Itu kan profesi dan silakan bercakap. Bebasnya berkomunikasi dan mungkin yang dilihat mereka (kerumunan) dan memang terjadi ada kerumunan, sama-sama melihat itu. Yang kita tahu, kerumunan itu tidak bagus karena dapat menjadi penularan Covid -19,” pungkasnya.(hamzah/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles