11.8 C
New York
Monday, May 6, 2024

Jelang Idul Adha, Permintaan Hewan Kurban Turun 50 %

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Jelang Idul Adha 1441 H, permintaan hewan kurban turun hingga 40-50 persen dibandingkan tahun lalu. Padahal, momen seperti ini banyak dimanfaatkan para peternak sapi, kambing dan juga kerbau mendulang untung, sebab banyak permintaan dari masyarakat.

Hal itu diungkap Kepala Bagian Pekerjaan Peternakan pada salah satu peternakan sapi di Siantar serta memiliki rumah potong hewan (RPH) tersendiri yakni UD Lekerkam, Chandra.

“Jelas berbeda sekali, Idul Adha sekarang dengan sebelumnya. Dua minggu lagi lebaran, namun yang baru pesan masih 20 orang. Tahun lalu, udah 60-80 pesanan sapi mendaftar di sini, jika dihitung penurunannya sampai 40-50 persen,”ujarnya pada Mistar, Minggu (19/7/20).

Baca juga : Ini Panduan dari Kemenag Tentang Penyelenggaraan Sholat Idul Adha dan Penyembelihan Kurban Masa Pandemi Covid-19

Meski begitu, saat ini harga hewan tersebut relatif normal, yakni sekitar Rp13 – 20 juta per ekor. Ia berharap, mendekati hari raya Idul Adha nanti permintaan hewan ternak atau daging meningkat.

Dia juga menginformasikan, bahwa sapi – sapi yang ada di peternakan itu juga berasal dari lokal mau luar negeri. Namun, untuk sapi yang akan dijual pada Hari Raya Kurban adalah sapi lokal, seperti dari Aceh, NTT, Bekasi dan sapi dari sekitar Siantar.

“Sapi dari luar negeri seperti sapi Australia bukan untuk dikurbankan, namun untuk diperjual belikan buat konsumsi para pedagang pasar maupun yang akan mengadakan hajatan saja,” jelasnya.

Chandra juga menambahkan, jumlah sapi yang ada dikandang sekarang sekitar 300 ekor. Dalam sehari sebelum pandemi, sehari bisa terjual 150 ekor sapi potong habis terjual. Para penjual daging sapi itu juga merupakan anggota dari UD. Lekerkam. Jadi, sapi ini jarang diperbolehkan untuk pedagang lainnya.

Kerbau untuk kurban. (f:yetty/mistar)

“Sebenernya bisa membeli sapi disini untuk dagangan orang lain, namun syaratnya harus dipotong di RPH Lekerkam sendiri. Sebab, RPH kami merupakan sumbangan dari negara Australia. Jadi, RPH kami sudah sesuai standar nasional maupun internasional. Cara pemotongan juga sudah mendapat surat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), “ucapnya.

Setiap 3 bulan sekali, kandang-kandang itu akan diaudit oleh pihak Pemerintah pada dinas terkait, sedangkan untuk RPH dilakukan 6 bulan sekali pemeriksaan juga. Tim yang datang memeriksa maupun mengaudit bukan hanya dari Pemerintah saja, melainkan dari pihak negara Australia juga tetap memantau usaha ternak tersebut.

Wabah Covid-19 diprediksi sangat mempengaruhi penurunan jumlah hewan yang disembelih saat Idul Adha 2020 nanti. karena situasi virus Corona mengakibatkan rendahnya daya beli masyarakat saat ini.
Sekarang RPH UD. Lemkerkam hanya memotong 3 ekor hewan setiap hari. Sebelumnya, bisa sampai 20-30 ekor dalam sehari.

“Selain kondisi ekonomi masyarakat yang sedang susah sekarang sebab pandemi Corona, pokoknya tahun ini jauhlah merosot penjualannya,”imbuh Chandra.(yetty/mistar)

Related Articles

Latest Articles