9.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

GMKI Kecam Keras Pernyataan Wali Kota Siantar Terhadap Jurnalis

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun mengecam pernyataan Wali Kota Pematangsiantar Hefriansyah terhadap jurnalis saat diwawancarai seusai Rapat Paripurna (Selasa 11/8/2020) terkait kedatangannya ke Sekretariat Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) beberapa waktu lalu.

“Siapa yang bilang? Kalian tanya samaku. Makanya cari informasi itu yang akurat. Jangan mengada-ada. Pakai ini,” jawab Hefriansyah sembari memegang kepalanya. Saat ditanya kembali, Hefriansyah menjawab ketus dan terkesan merendahkan jurnalis. “Makanya informasinya jelas. Coba konfirmasi ke KASN.” “Kata Kusen (staf KASN) itu apa? Makanya kau cari pake otak,” katanya.

GMKI Cabang Pematangsiantar-Simalungun melalui Ketua GMKI, May Luther Dewanto Sinaga menilai Walikota memperlihatkan sikap yang tidak arif.

Baca juga: GMKI Kecam Kinerja Walikota Siantar, Fery Sinamo: Kebijakan Walikota Tidak Populis

“Kita tau Kota Siantar adalah kota kaya adat, adab dan budaya. Sejarah mencatat masyarakat Siantar sangat toleran dan terbuka, namun itu tidak ditunjukkan wali kota saat dikonfirmasi jurnalis (wartawan).” ujar May Luther Dewanto Sinaga, Ketua GMKI Pematangsiantar-Simalungun.

Luther menilai Hefriansyah sebagai wali kota atau pemimpin harusnya merupakan cerminan dari masyarakat Kota Pematangsiantar yang dikenal masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat yang beragam termasuk falsafah kesantunan yang diajarkan oleh leluhur.

“Walikota itu simbol rakyat, kalau walikota ramah berarti kultur kota itu juga baik. Sementara walikota sekarang temperamental,” ujar Luther. “Sebagai seorang pemimpin, Walikota harusnya menjadi teladan dalam perkataan maupun sikap,” tambahnya lagi.

Untuk itu lanjut Luther, GMKI mengecam keras sikap walikota yang terkesan temperamental dan terkesan tidak beretika, tercermin dari diksi yang dia lontarkan sebagai kata-kata yang mengolok rekan-rekan jurnalis.

“Kita mengecam keras pernyataan itu dan meminta walikota untuk menyesuaikan kultur budaya masyarakat siantar yang penuh adab, adat dan budaya santun,” kata Luther.

“Kami juga mendesak Walikota untuk segera meminta maaf kepada jurnalis serta meminta semua pihak, termasuk pejabat publik, untuk menghormati kerja jurnalis dan kebebasan pers,” tutup Luther.(rel/hm09)

Related Articles

Latest Articles