15.6 C
New York
Friday, May 17, 2024

Djarot Saiful Hidayat: Paham Radikal Mengancam NKRI Melalui Hoax

Siantar | MISTAR.ID – Anggota DPR RI Djarot Saiful Hidayat mengatakan, paham radikal yang mengancam keutuhan NKRI kerap disebarkan melalui berita bohong/hoax melalui sejumlah sosial media, yang bertujuan mengadu domba warga satu dengan lainnya. Untuk menangkal hal tersebut, masyarakat dan mahasiswa diminta menjadi pemikir yang cerdas.

Hal itu disampaikan dalam diskusi publik bertajuk: “In Toleransi dan Radikalisme” Kamis (5/12/19) pagi di aula Universitas HKBP Nomensen Jalan Asahan, Kota Pematangsiantar.

Acara tersebut dihadiri Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik, pendeta HKBP, Pdt.Saut Sirait, Fernando Sihotang, para dosen dan mahasiswa.

“Semua kita harus memiliki kecerdasan intelektual, karena ancaman hoax tidak menggunakan senjata tapi menyebarkan opini dan wacana melalui media sosial untuk adu domba,” ujar Djarot dalam diskusi publik.

Minimnya tingkat literasi juga membuat masyarakat mudah terjebak berita bohong. Akibatnya berita palsu itu mudah menyebar di kalangan masyarakat. Untuk itu lanjut Djarot pihaknya mengajak masyarakat untuk menangkal berita hoax yang mengandung radikal.

Sementara, Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik yang menjadi pembicara dalam diskusi itu mengatakan, tahun 2018 Komnas HAM melakukan survei dan menemukan banyak potensi radikal.

Dari hasil survei banyak warga enggan berdampingan dengan orang-orang yang bukan seagamanya.

“Ini merupakan potensi intoleransi, pada tahap tertentu akan berubah menjadi tindakan seperti melarang orang mendirikan rumah ibadah dan sebagainya. Dan mereka ini kami survei tahun berikutnya terus bertambah jumlahnya,” ujar Ahmad dihadapan mahasiswa.

Dari data yang dihimpun Mistar dari Komnas HAM menyebutkan terjadi 12 kasus pelanggaran radikalisme di Sumatra Utara dan 32 di DKI Jakarta. Kemudian terjadi 22 pelanggan diskriminatif, 15 surat edaran dan 1 kasus Raperda.

“Terutama memasuki pesta demokrasi isu radikal banyak berhembus. Perlu dipahami bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dan tidak ada perbedaan, ideologi harus satu karena itu menyatukan kita,” ujarnya.

Ia berharap melalui mahasiswa radikalisme dapat dianulir dengan peran aktif dan mengawasi minimal teman dan keluarga.(hm02)

Penulis : Billy Nasution
Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles