17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Demam Berdarah Penyebab Kematian Tertinggi Kedua di Siantar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi penyakit menular penyebab kematian tertinggi kedua di Kota Pematangsiantar setelah Covid-19. Seperti disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Pematangsiantar Kartini Batubara, Jumat (23/4/21).

“Hari ini Dinas Kominfo dalam acara Ngopi Sore Bareng Kominfo (NSBK), kita akan mengambil topik yang sedang terjadi di Kota Pematangsiantar, yaitu masalah demam berdarah,” ujar Kartini saat membawakan acara NSBK episode 7, yang ditayangkan di kanal youtube Diskominfo Pematangsiantar pada Kamis (22/4/21) sore.

“Kenapa kita ambil topik ini pemirsa. Karena ternyata demam berdarah, tingkat kedua yang angka kematiannya tertinggi setelah tingkat pertama itu diduduki virus corona,” kata Kartini di acara yang menghadirkan Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, Domen Silalahi dan seorang mantan pasien DBD, Helmi Linawati Simangunsong.

Baca Juga:Warga Siantar Terpapar Covid-19 Tambah 15 Orang, 1 Meninggal Dunia

Di acara itu, Domen Silalahi mengungkapkan bahwa kasus DBD di tahun 2020 ada sebanyak 65 kasus. Dari 65 orang yang terserang penyakit yang ditularkan nyamuk itu, 4 orang di antaranya meninggal dunia. Selanjutnya, di tahun 2021, mulai Januari hingga Maret sudah ada 10 kasus, dimana 4 orang diantaranya sudah meninggal dunia.

Untuk pencegahan DBD, Domen menyebutkan dengan cara memberantas sarang nyamuk seperti menguras tempat penampungan air dianjurkan sekali seminggu, dan menutup rapat tempat penampungan air. Kemudian, barang bekas yang bisa menimbulkan genangan air dikuburkan atau dikemas lalu dibuang ke tempat sampah. Serta juga dengan menggunakan obat anti nyamuk.

Pencegahan lainnya, kata Domen, kalau keluar rumah menggunakan pakaian yang tertutup, jangan sampai nyamuknya bisa menggigit. Kalau di rumah, dalam suasana tidur bisa menggunakan kelambu. Lalu ada juga tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti srei wangi dan lavender. Selanjutnya, menghindari pakaian yang sudah dipakai agar tidak digantung di rumah.

Baca Juga:RS Royal Prima Medan Jadi Rujukan Utama Penanganan Covid-19

Pada kesempatan itu, mantan pasien DBD, Helmi Linawati Simangunsong menceritakan apa yang dirasakannya saat terserang DBD dan berapa lama diopname di rumah sakit. Akibat demam akibat DBD, ia mengaku takut ke rumah sakit, karena takut dibilang Covid-19.

“Saya sudah merasa nyeri otot, dan ada juga demam, tapi takut ke rumah sakit, nanti saya dibilang Covid. Terakhir saya menahan, ada beberapa hari. Setelah saya tidak tahan lagi, baru saya ke rumah sakit. Di rumah sakit saya opname,” tutur Helmi yang mengaku dirawat di rumah sakit selama 3 hari. (ferry/hm12)

Related Articles

Latest Articles