14.4 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Budidaya Keladi, Membidik Peluang Pasar

Simalungun, MISTAR.ID

Tanaman keladi biasanya tumbuh liar tapi kini sudah dibudidayakan di Nagori Saitbuntu Kecamatan Pematangsidamanik, Kabupaten Simalungun. Slamet Suryadi Warga Nagori Sait Buntu sebagai inisiasi budidaya tanaman keladi, sudah menghasikan produk kripik dari tanaman itu.

Berawal pada tahun 2016, dalam pengembangan keladi, Slamet mengajak petani untuk menanam keladi di pinggiran lahannya, Slamet menganggap bahwa tanaman tersebut mempunyai nilai ekonomis tinggi.

“Dulu sama sekali tidak ada peduli dengan tanaman ini. Tapi sejak 2016 dikembangkan menjadi tanaman budidaya dan nilai ekonomisnya ternyata cukup tinggi. Menanam keladi di pinggiran lahan satu rante bisa menghasilkan Rp 1 juta tiap panen padahal arealnya hanya di pinggir lahan jadi tidak mengganggu tanaman utama,” ucap Slamet di ladang keladi pada Senin (9/3/20).

Slamet juga menerangkan cara menanam keladi itu sangat praktis, hanya diperlukan lobang yang besar agar buah yang dihasilkan besar dan soal biaya perawatannya, petani tidak perlu kwatir, karena tanaman ini hanya memerlukan sedikit pupuk kompos dan dedaunan untuk hasil yang bagus.

Terkait produk turunan dari tanaman keladi ini, Slamet Suryadi mengatakan telah memproduksi Kripik, kripik yang diproduksi nya diberi nama “Kripuk Mahkota” dan untuk pasar dari kripik ini Slamet mengatakan sudah mencapai Kota Medan.

“Untuk pasar produksi kita itu sudah sampai ke medan, dan untuk varian harga nya dari 10 ribu sampai 40 ribu rupiah setiap satu kemasan,” jelasnya. Untuk masa panen untuk tanaman ini, Suryadi mengatakan minimal 8 bulan, dan untuk hasilnya, satu pohon keladi bisa menghasilkan buah 10-15 Kg.

“Ini kan panennya minimal 8 bulan, dan untuk satu pokok itu buahnya bisa mencapai 10 sampai 15 kg, harga untuk buah ini per kilo nya kita hargai 2.500” Jelas Slamet Suryadi. Slamet Suryadi sebagai inisiasi budidaya tanaman keladi menghimbau petani agar menanam keladi hanya dipinggiran lahan nya saja, agar tidak menjadi pengganggu bagi tanaman lain yang berpotensi mempersulit petani.

“untuk tanaman ini jangan di lahan utama, cukup dipinggiran nya saja, karenakan keladi ini pecahannya banyak dan sangat cepat tumbuh, nanti bisa mengganggu tanaman lain, petani juga yang repot” Jelas Slamet

Untuk banyaknya tanaman keladi yang ada di Nagori Sait Buntuh kini sudah mencapai 5 Hektar, dan sudah mengjasilakn 4 rumah produksi satu diantaranya sudah memeliki legalitas. Kalau ditotal sudah 5 hektar, dan untuk rumah produksi itu sudah ada 4, salah satu nya kita dan hanya kita yang sudah memiliki legalitas.” tutup Slamet.

Reporter: Roland
Editor: Jelita

Related Articles

Latest Articles