8.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Bahasa Inggris Tak Masuk Muatan Wajib di RUU Sisdiknas, Begini Respon Para Guru di Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) tak lagi mewajibkan pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hal ini tertuang dalam Pasal 81 RUU Sisdiknas tersebut.

Ada 10 muatan wajib dalam Pasal 81 Ayat 1 RUU Sisdiknas versi Agustus 2022, antara lain pendidikan agama, pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS), seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kecakapan hidup dan muatan lokal.

Hilangnya bahasa Inggris itu dalam muatan wajib menuai protes berbagai pihak, salah satunya kelompok pengajar bahasa Inggris dari Kota Pematang Siantar. “Impossible! mata pelajaran Bahasa Inggris dari kurikulum dihapus, bisa ketinggalan anak-anak ini nantinya di kemudian hari. Padahal kita menuju perdagangan bebas, bahasa Inggris merupakan bahasa yang paling banyak digunakan, bahkan di seluruh dunia,” ucap Ketua kelompok dua bahasa Inggris tingkat SMP Kota Pematang Siantar, Komri Saragih, Kamis (29/9/22).

Baca Juga:RUU Sisdiknas: Sertifikasi Pendidik Hanya untuk Calon Guru Baru

Menurut Komri, penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris dari kurikulum sekolah menengah atau SMP akan menyebabkan dampak besar karena ancaman Indonesia dapat semakin tertinggal dibandingkan negara-negara lain di dunia. “Saya sendiri tidak setuju. Artinya, sekarang sudah zaman globalisasi, bahasa Inggris itu sangat diperlukan. Kemana-mana bahasa Inggris selalu ada, disamping bahasa negara tersebut. Segala lini sudah bahasa Inggris, masa dihilangkan,” ungkap dia.

Komri menyebut, sejak ia mengajar bahasa Inggris mulai tahun 2000, terdapat banyak perkembangan yang dilihatnya pada setiap anak murid yang diajarkannya.

Salah satunya, anak-anak ini terkadang bisa mengerti akan sesuatu saat belajar komputer. Padahal bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Dikatakannya, para peserta didiknya dapat mengerti tentang petunjuk yang tertulis dilayar komputer tersebut. Padahal menu di komputer itu semuanya berbahasa Inggris. Karena itu tadi, tegas dia, anak-anak ini tahu artinya meskipun cara mengucapkan belum lancar.

Baca Juga:Kemendikbudristek: RUU Sisdiknas Berikan Penghasilan Layak Bagi Guru

“Gimana masyarakat ini mengetahui bahasa Inggris kalau tidak dimulai dari bangku sekolah seperti sekarang ini. Sedangkan orang yang sudah belajar dari usia dini saja belum tentu bahasa Inggrisnya lebih baik,” ujarnya.

Tak jauh beda dengan Ety Fauziah. Wanita yang mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di salah satu sekolah menengah negeri di Kota Pematang Siantar ini mengaku terkejut dengan adanya keputusan terbaru oleh DPR Republik Indonesia terhadap RUU Sisdiknas. “Padahal jika seseorang mampu berbahasa Inggris yang baik, tentunya akan memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mampu dalam berbahasa Inggris,” ungkap Ety.

Selain itu, sambung Ety, bahasa Inggris mungkin yang bisa dijadikan sebagai mata pelajaran keterampilan atau muatan lokal seharusnya. Pasalnya, kalau bahasa lainnya, seperti Mandarin, Jerman, Prancis, tentunya memerlukan biaya lebih besar. Pasalnya, guru bahasa seperti itu tidak semua sekolah memilikinya.

Baca Juga:P2G Desak Pemerintah Masukkan Aturan TPG Dalam RUU Sisdiknas

Justru sebaliknya, kalau guru bahasa Inggris, hampir semua sekolah memiliki guru Bahasa Inggris. Jadi para guru Bahasa Inggris tidak perlu khawatir akan bergeser  dan tidak memiliki tempat lagi di sekolah. “Ini zaman sudah modern, orang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya sampai keluar negeri, masa pakai bahasa Indonesia. Sebaiknya anak itu punya kemampuan berbahasa Inggris yang baik sejak sekolah, supaya bisa berkomunikasi dengan efektif,” kata Ety.

Mereka berharap, pelajaran bahasa Inggris ini tetap diakomodir menjadi pelajaran wajib di SMP. Karena pendidikan bahasa asing yang paling banyak dominan digunakan di dunia ini adalah bahasa Inggris. Makanya bahasa Inggris merupakan bahasa internasional di dunia ini.(yetty/hm15)

Related Articles

Latest Articles