5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Pusat Sains dan Teknologi Bukit Algoritma, Budiman: Sepeserpun Tak Ada Dana APBN ke Situ

Jakarta, MISTAR.ID

PT Kiniku Bintang Raya, akan jadi pengembang kawasan Bukit Algoritma seluas 888 hektar di Cikadang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Proyek itu mendapat perhatian banyak pihak, karena nantinya akan dijadikan pusat sains dan teknologi.

Politisi PDI Perjuangan sekaligus pendiri Gerakan Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko pun angkat bicara soal Bukit Algoritma itu.

Budiman memastikan, pembangunan Bukit Algoritma tak menggunakan dana sepeser pun dari APBN. Ia menjelaskan, rencana proyek senilai 1 miliar euro atau setara hampir sama Rp18 triliun tersebut berasal dari investor baik dalam dan luar negeri.

Baca Juga: Pakar HAM PBB, Sebut Proyek Mandalika Langgar HAM, Benarkah?

“Kami punya ide, kami tawarkan ke investor. Kemudian banyak investor dalam dan luar negeri tertarik. Kemudian dipercayakan kepada kami, kami kemudian cari kontraktor,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com Sabtu (10/4/21).

Ia melanjutkan, Kiniku kemudian menggandeng PT Amarta Karya (Persero) sebagai kontraktor yang nantinya akan dibayar menggunakan dana dari para investor tersebut. Perusahaan pelat merah itu akan membangun infrastruktur kawasan tersebut mulai dari jalan, instalasi air dan listrik hingga gedung-gedung.

“Kami meminta Amarta mengerjakan infrastruktur, bukan hanya membangun jalan tapi gedung-gedung fasilitas riset tempat untuk para tenant yang akan menggunakan atau menyewa itu. Jadi kita bayarkan,” jelasnya.

Baca Juga: Lahan Bandara Sibisa Digugat, Komisi A DPRD Sumut: Sebelum Membangun, Selesaikan Dulu Konflik

Sayangnya Budiman enggan membocorkan nama-nama investor untuk megaproyek tersebut. “Ada dari beberapa negara lah, ada Eropa, Amerika, mereka menolak disebutkan dulu,” klaimnya.

Bukit algoritma sendiri akan dikembangkan menjadi ‘Silicon Valley’ di Indonesia, yaitu kawasan pengembangan riset dan sumber daya manusia yang berbasis industri 4.0. Harapannya, kawasan ini juga bisa meningkatkan pembangunan infrastruktur di dalam negeri secara berkelanjutan.

Budiman, yang juga Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya berharap Bukit Bintang juga mendapatkan status sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) sehingga dapat memperoleh berbagai insentif fiskal dari pemerintah.

Baca Juga: China dengan Pengujian Teknologi Kecepatan Super Jaringan 6G

“Kebetulan salah satu investor kami ada yang sudah ketemu Pak Bahlil (Kepala BKPM) dan akan mendapatkan insentif perpajakannya,” tandas Budiman.

Di kawasan itulah sains dan dan teknologi disatukan. Budiman mengatakan, pihaknya akan melibatkan sejumlah anak muda Indonesia dan para pensiunan akademisi bergelar profesor untuk terlibat dalam riset.

Dalam skemanya, teknologi yang menjadi basis riset, dimana, KSO dan Bintang Raya fokus pada teknologi informasi, nanoteknologi, teknologi kuantum, dan teknologi penyimpanan energi.

Para peneliti baik profesor, peneliti asing, dan anak mudah diarahkan untuk mengembangkan riset yang memiliki nilai keekonomian. Dengan kata lain, hasil riset akan menjadi hak paten peneliti.(CNN/sindonews/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles