5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Ahli: Disease X Bukan Science Fiction, Tapi Ketakutan Ilmiah dari Fakta Ilmiah

Jakarta, MISTAR.ID

Virus Disease X yang berarti penyakit tidak terduga masih bersifat dugaan untuk saat ini. Penyakit yang ditakuti para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat, dapat menyebabkan penyakit serius di seluruh dunia ketika virus baru mematikan itu ditemukan.

Menurut Dr Dadin Bonkole, ini bukan kemungkinan yang berasal dari fiksi ilmiah (science fiction), namun ketakutan ilmiah yang berdasarkan fakta ilmiah.

“Kita semua sudah seharusnya takut,” kata Bonkole dikutip dari CNN, Minggu (3/1/21).

“Ebola tidak dikenal sebelumnya. Covid-19 tidak dikenal sebelumnya, kita harus takut dengan penyakit-penyakit baru,” imbuhnya.

Baca Juga: Ilumawan: Setelah Covid-19 Pandemi Berikutnya ‘Disease X’

Professor Jean-Jacques Muyembe Tamfum yang membantu menemukan virus Ebola pada 1976 menyebut umat manusia menghadapi potensi virus mematikan baru yang tidak diketahui jumlahnya.

“Kita sekarang di dunia di mana patogen akan bisa keluar dan mengancam kemanusiaan,” kata Muyembe.

Dia juga memperingatkan kemunculan lebih banyak penyakit zoonosis atau penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia di masa depan.

Baca Juga: Afsel Bantah Inggris yang Menyebut Varian Baru Corona Lebih Berbahaya

Demam kuning, berbagai bentuk influenza, rabies, brucellosis, dan penyakit Lyme adalah beberapa di antara penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit seringkali ditularkan melalui perantara seperti hewan pengerat atau serangga. Mereka pernah menyebabkan epidemi dan pandemi sebelumnya.

Muyembe menilai pandemi di masa depan akan lebih buruk dari pandemi Covid-19.

Sejak infeksi hewan-manusia pertama yakni demam kuning pada 1901, para ilmuwan telah menemukan sedikitnya 200 virus lain yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia.

Baca Juga: Informasi Varian Baru Virus Corona Inggris Terus Digali

Menurut penelitian Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di Universitas Edinburgh, spesies virus baru ditemukan dengan kecepatan tiga hingga empat kali setahun. Mayoritas berasal dari hewan.

Para ahli mengatakan meningkatnya jumlah virus yang muncul sebagian besar disebabkan oleh kerusakan ekologi dan perdagangan satwa liar.

Saat habitat alami mereka menghilang, hewan seperti tikus, kelelawar, dan serangga bertahan hidup di mana hewan yang lebih besar punah. Mereka bisa hidup berdampingan dengan manusia dan sering dicurigai sebagai ‘perantara’ yang dapat membawa penyakit baru bagi manusia.

Para ilmuwan mengaitkan wabah Ebola di masa lalu dengan perusakan hutan hujan. Sebuah studi 2017 menunjukkan bahwa 25 dari 27 wabah Ebola yang terletak di sepanjang batas bioma hutan hujan di Afrika Tengah dan Barat antara 2001 dan 2014 dimulai di tempat-tempat yang telah mengalami deforestasi sekitar dua tahun sebelumnya.

Para ilmuwan menambahkan, wabah Ebola zoonosis muncul di daerah yang kepadatan populasi manusia tinggi dan virus dapat menular dengan cepat.(CNN/hm02)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles