16 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Afsel Bantah Inggris yang Menyebut Varian Baru Corona Lebih Berbahaya

Afrika, MISTAR.ID

Menteri Kesehatan Afrika Selatan (Afsel) Zweli Mkhize pada Kamis waktu setempat membantah pernyataan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock yang telah menciptakan pesepsi bahwa varian baru virus corona yang berkembang di wilayahnya lebih berbahaya.

Zweli menegaskan, bantahan diberikannya terhadap Menteri Kesehatan Inggris karena telah menciptakan persepsi bahwa varian baru Covid-19 di Afrika Selatan telah menjadi faktor utama pemicu gelombang kedua Covid-19 di Inggris.

Dia mengatakan tidak ada bukti varian baru Covid-19 yang beredar di negara itu lebih berbahaya atau lebih menular daripada yang ditemukan di negara lain.

“Ini tidak benar. Ada bukti bahwa varian baru Covid-19 di Inggris berkembang lebih awal daripada varian Afrika Selatan,” kata Zweli seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (25/12/20).

Baca Juga: Waspada! Virus Corona Varian Baru dari Inggris sudah Masuk ke Singapura

Pada Rabu (23/12/20), Inggris memberlakukan larangan masuk bagi turis dari Afrika Selatan di tengah kekhawatiran atas varian baru covid-19 di negara tersebut.

Dalam jumpa pers pada Rabu di Downing Street, Hancock mengatakan varian baru covid-19 di Afrika Selatan sangat memprihatinkan karena lebih menular dan tampaknya telah bermutasi lebih jauh dari varian baru yang ditemukan di Inggris.

Varian Afrika Selatan dilaporkan terdeteksi pertama kali di Inggris pada Selasa (22/12/20). Varian ditemukan pada orang yang pernah mengunjungi Afrika Selatan.

Inggris kemudian memerintahkan orang-orang yang pernah atau sempat melakukan kontak dengan mereka yang melakukan perjalanan ke negara itu untuk segera dikarantina.

Baca Juga: China Perketat Pengamanan Meski Mutasi Corona Belum Ditemukan

“Melarang perjalanan antara Inggris dan Afrika Selatan adalah keputusan yang tidak menguntungkan. Keputusan seperti itu akan membutuhkan lebih banyak bukti ilmiah daripada yang tersedia saat ini,” kata Zweli.

Lebih lanjut, dia menuturkan tim genomiknya telah meyakinkan mereka bahwa saat ini tidak ada bukti varian baru covid-19 di Afrika Selatan yang diberi nama 501.V2 lebih menular daripada varian yang beredar di Inggris seperti yang dikatakan Hancock.

“Juga tidak ada bukti bahwa (varian) 501.V2 menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan mortalitas daripada varian Inggris atau varian apa pun yang telah diurutkan di seluruh dunia,” katanya.

Sejauh ini, Afrika Selatan memiliki jumlah kasus positif corona sebanyak 968.563 dengan 25983 kematian. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di benua Afrika.

Sementara Inggris memiliki lebih dari 2,1 juta kasus yang dikonfirmasi dan 69.731 kematian akibat covid-19.(CNN/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles