15.8 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Pendiri PDIP Sabam Sirait Meninggal, Berikut Rekam Jejak Karier Politiknya

Jakarta, MISTAR.ID

Tokoh senior PDIP sekaligus Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Sabam Sirait meninggal dunia, Rabu (29/9/21) pukul 22.37 WIB. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di RS Siloam Karawaci, Tangerang, Banten.

Sabam Sirait merupakan tokoh penting dalam berdirinya PDI Perjuangan. Anggota DPD RI, periode 2019-2024 ini meninggalkan istri, empat orang anak, dan delapan cucu. Sabam Sirait lahir di Tanjungbalai, Sumatera Utara, 13 Oktober 1936.

Saat ini, Sabam Sirait menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menggantikan AM Fatwa yang meninggal pada Desember 2017.

Baca Juga:Selain Trah Soekarno, Regenerasi Ketum PDIP Dinilai Sulit

Karier politik Sabam Sirait telah melalui tujuh kali masa pemerintahan presiden. Pengalaman inilah yang membuat Sabam Sirait menjadi seorang politisi senior. Sabam terpilih kembali menjadi anggota DPD RI tahun 2019 dengan raihan 626.618 suara.

Sabam Sirait adalah sosok yang spontan dan senang berkelakar. Sabam menikah dengan dengan Sondang Sidabutar, seorang dokter lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) dan mempunyai empat orang anak.

Ayah dari politikus PDIP, Maruarar Sirait ini memiliki kegemaran membaca, berenang, dan berkunjung ke beberapa daerah. Sabam adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Sang ayah, FH Sirait merupakan seorang pensiunan Departemen PU & T dan juga pendiri Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Ibu Sabam Sirait, Julia Sibuea adalah bekas pedagang beras. Dalam kehidupan politik, Sabam banyak terlibat berbagai organisasi politik.

Baca Juga:Disebut Bagian PKI, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri: Lama-lama Saya Kesal

Riwayat Pendidikan
– SD, Pematangsiantar (1949)
– SMP, Pematangsiantar (1952)
– SMA, Medan (1955)
– Fakultas Hukum UI, Jakarta (tidak selesai, 1960)

Riwayat Organisasi
– Anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Jakarta (1956-1958)
– Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Jakarta (1958-1960)
– Anggota Presidium Perserikatan Perhimpunan-Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Jakarta (1961-1966)
– Wakil Sekretaris Jendral Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) di Jakarta (1961-1967)
– Wakil Ketua Umum Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) di Jakarta (1961-1967)
– Anggota Pengurus Pusat GMKI, di Jakarta (1962-1967)
– Sekretaris Jendral Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) di Jakarta (1967-1973)
– Pengurus Yayasan Komunikasi di Jakarta (1971-Sekarang)
– Deklarator Partai Demokrasi Indonesia (PDI) saat Fusi 10 Partai Politik, di Jakarta (1973)

Baca Juga:Menjaga Citra Partai, PDIP Siantar Didesak Segera Bentuk Komite Disiplin

– Sekjen Koordinator DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI), di Jakarta (1973-1976)
– Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI), di Jakarta (1976-1986)
– Pembina Yayasan UKI, Jl. Letjen Suprapto No. 2, Cawang Jakarta Timur (1986-Sekarang)
– Ketua Umum Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo/Ormas) di Jakarta (1994-1999)
– Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-Geraja di Indonesia (PGI) di Jakarta (1989-1999)
– Pengurus Yayasan Persekutuan Mahasiswa Kristen se Dunia di Indonesia (2000-Sekarang)
– Anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan, di Jakarta (2005-2009)

Riwayat Pekerjaan
– Pegawai Administrasi SMA PSKD di Jakarta (1957-1958)
– Pegawai Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta (1958-1960)
– Anggota DPR GR/MPRS di Jakarta (1967-1971)
– Wakil Ketua Badan Pekerja DPR GR/MPRS (1971-1977)
– Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jakarta (1977-1982)
– Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jakarta (1977-1982)
– Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) di Jakarta (1983-1988)
– Anggota DPA di Jakarta (1988-1992)
– Anggota (Wakil Ketua Komisi I DPR RI) DPR RI Fraksi PDI, di Jakarta (1992-1997)
– Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (1999-2004)
– Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (2005-2009)

Baca Juga:Rakor DPD Bersama DPC, PDIP Optimis Raih Kemenangan Pemilu 2024

Riwayat Politik
Sabam memulai karier politik saat kuliah di Fakultas Hukum UI, Jakarta pada tahun 1958. Sabam meneruskan karier politik sang ayah, FH Sirait yang merupakan pendiri Partai Kristen Indonesia (Parkindo).

Saat itu, Sabam menjadi Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Jakarta. Setelah melihat adanya kekosongan saat partai-partai dibubarkan Presiden Sukarno, Sabam terjun ke politik.

Sabam Sirait pernah menjabat sebagai Sekjen DPP Parkindo sebelum kemudian difusikan menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Sebelum Pemilu 1982, Sabam adalah anggota DPR RI dengan posisi sebagai Wakil Ketua Komisi II dan Wakil Ketua Badan Pekerja MPR RI.

Saat Pemilu 1987, Sabam berkomentar perihal penyelenggaraan pemilu di masa Orde Baru yang seharusnya sesuai dengan UU, luber, jujur dan sesuai dengan demokrasi Pancasila.

Baca Juga:PDIP Bantah Isu Megawati Sakit

Beberapa jabatan dalam partai politik yang pernah diemban oleh Sabam Sirait, yaitu:
– Wakil Sekretaris Jendral Partai Kristen Indonesia (Parkindo) (1961–1967),
– Sekretaris Jendral Partai Kristen Indonesia (Parkindo) (1967–1973),
– Deklarator Partai Demokrasi Indonesia (PDI) saat Fusi 10 Partai Politik (10 Jan 1973),
– Sekjen Koordinator DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) (1973–1976),
– Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) (1976–1986),
– Anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan (2005–sekarang).

Penghargaan

Pada tahun 2015, Sabam Sirait dianugerahi Presiden Joko Widodo penghargaan Bintang Mahaputera Utama sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi Sabam di dunia perpolitikan. (tribn/hm12)

Related Articles

Latest Articles