10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Menteri Agama: Radikalisme Masuk Mesjid Lewat Anak Good Looking!

Jakarta, MISTAR.ID

Paham radikalisme sudah merembes masuk ke berbagai segmen kehidupan, termasuk agama. Menteri Agama Fachrul Razi membeberkan cara masuknya kelompok maupun paham-paham radikalisme ke mesjid-mesjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan di tengah masyarakat. Salah satunya dengan menempatkan orang yang memiliki paham radikal dengan kemampuan keagamaan dan penampilan yang tampak mumpuni.

“Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), mereka mulai masuk,” kata Fachrul dalam webinar bertajuk ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’, di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9/20).

Fachrul menyatakan orang itupun perlahan-lahan bisa mendapatkan simpati dari para pengurus dan para jemaah mesjid. Salah satu indikatornya, orang tersebut dipercaya menjadi imam hingga diangkat menjadi salah satu pengurus mesjid.

Baca juga: Kominfo Terima Puluhan Aduan Radikalisme Di Kalangan ASN

Setelah mendapatkan posisi strategis tersebut, lanjut Fachrul, orang itu mulai merekrut sesama rekan-rekannya yang memiliki pemahaman radikal lainnya masuk menjadi pengurus mesjid. “Lalu masuk teman-temannya. Dan masuk ide-idenya yang kita takutkan,” kata dia.

Di sisi lain, Fachrul menegaskan bahwa mesjid-mesjid yang berada di lingkup institusi pemerintahan dan BUMN potensial disusupi oleh paham-paham radikal. Bahkan, ia bercerita sempat mendengarkan ceramah yang berisikan pemahaman radikal ketika sedang ibadah Salat Jumat di salah satu mesjid milik kementerian.

“Sehingga saya pernah ingatkan seorang menteri, karena saya pernah Salat Jumat di mesjid itu, saya terkejut, saya WhatsApp ke menteri yang bersangkutan, ‘Bu, bahaya sekali, kok Salat Jumat di situ khotbahnya menakutkan banget,” kata Fachrul, tanpa merinci kementeriannya.

Melihat hal itu, Fachrul mewanti-wanti agar seluruh rumah ibadah khususnya di lingkungan pemerintahan dan BUMN untuk mewaspadai gerakan dari kelompok radikal di mesjidnya masing-masing.

Salah satu upayanya, kata dia, seluruh jajaran pengurus mesjid di lembaga tersebut wajib diisi oleh pegawai yang bekerja di instansi yang bersangkutan. “Pengurusnya harus pegawai pemerintah kalau mesjidnya di lingkungan pemerintahan. Tak boleh ada masyarakat umum di situ ikut jadi pengurus [mesjid],” kata Fachrul.(cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles