17 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Kasus Covid-19 Anak Naik 10 Kali Lipat

Jakarta, MISTAR.ID

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), menegaskan sejak akhir Januari hingga pekan pertama Februari 2022, jumlah kasus Covid-19 pada anak di Indonesia tercatat sudah mencapai 10 kali lipat.

Untuk itu IDAI meminta para orangtua untuk tak meremehkan risiko paparan varian Omicron pada anak-anak. Sebab meski pada kebanyakan kasus gejalanya ringan, anak-anak tak terlepas dari risiko gejala berat dan komplikasi jika terpapar Covid-19 varian Omicron.

“Data yang penambahannya ya per 24 Januari itu 676 peningkatan yang kasus (pasien Covid-19 anak) terkonfirmasi. Per 31 januari meningkat menjadi 2.775 yang kasus konfirmasi. Per 7 Februari kemarin meningkat menjadi 7.990 ya artinya naiknya 300 persen laporan dari teman-teman di cabang,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/2/22).

Baca juga:607.881 Anak Sudah Divaksin Covid-19

“Kenaikannya naik menjadi 300 persen dari sebelumnya, ya ini pasien anak. Kalau dibanding januari 676 menjadi 7.990 berarti udah 1.000 persen lebih ya, 10 kali lipat lebih kalau dari Januari,” sambungnya.

Ia menegaskan, sebagian besar anak yang terinfeksi varian Omicron memang mengalami gejala ringan seperti batuk-pilek dan badan demam ringan (hangat) layaknya flu biasa, atau nyeri tenggorokan. Akan tetapi, anak-anak sebagai salah satu kelompok rentan tak bebas dari risiko perburukan gejala dan munculnya komplikasi pasca Covid-19.

“Dampak Omicron pada anak sebagian besarnya adalah ringan, gejalanya ringan sebagian besarnya. Namun ini tidak boleh mengelakkan kita karena ada saya sendiri pernah menemukan pasien dengan kontraktilitas jantung,” terang dr Piprim.

“Ada beberapa laporan pasien menjadi menderita diabetes pasca terkena COVID. Memang kejadiannya tidak banyak tetapi tetap saja kita waspada dan yang paling penting, mencegah supaya anak tidak terkena Omicron,” pungkasnya.

Tak Usah Panik

Meski gejala akibat infeksi varian Omicron diketahui lebih ringan daripada varian Corona lainnya, para orangtua untuk tidak menyepelekan risiko Covid-19 pada anak.
Sebab di samping aspek gejala, varian Omicron diketahui menular dengan amat cepat dan berisiko menimbulkan komplikasi, khususnya pada anak-anak sebagai kelompok rentan.

“Walaupun sebagian besar ringan, kita semua tentu tidak ingin ada yang terkena komplikasi berat karena sifat dari varian Omicron ini sangat-sangat infeksius, penularannya sangat luar biasa maka yang sedikit itu bisa menjadi banyak juga,” ujar Dr Piprim Basarah.

Ia menegaskan, langkah pertama orangtua yang mengetahui anaknya positif Covid-19 adalah tetap tenang. Sebab seringkali, kepanikan membuat orangtua mengambil langkah terburu-terburu dan tidak tepat. Sebaiknya, segera lakukan telekonsultasi agar tindak lanjut pada anak bisa dilakukan dengan tepat di bawah pemantauan dokter.

“Kepanikan itu menutup akal, kita nggak bisa mikir apa-apa. Sebaiknya, lakukan telekonsultasi, pemantauan tanda-tanda kegawatan, tanda bahaya yang bisa dialami oleh anak,” beber dr Piprim.

Dokter Piprim menambahkan, orangtua sebaiknya tak sembarang memberi obat pada anak yang terjangkit Covid-19. Sebab, obat-obatan untuk pasien Covid-19 hanya diberikan pada pasien dengan gejala tertentu dan harus diberikan di bawah pengawasan dokter.

“Yang paling penting adalah memantau kondisi anak kita. Jangan memberikan obat sembarangan karena obat untuk COVID ini seyogyanya diberikan oleh dokter dan hanya diberikan pada yang bergejala sedang dan berat. Kalaupun gejalanya ringan, disertai dengan komorbid,” pungkasnya.

Baca juga:Kejam! Ibu Ini Mengunci Anaknya yang Positif Covid di Bagasi Mobil

Terakhir dr Piprim mengingatkan para orangtua untuk tidak melupakan pemberian vaksin pada anak di luar vaksinasi Covid-19, serta menjaga anak dari risiko muncul komorbiditas untuk mencegah komplikasi jika terpapar virus Corona. Salah satunya, obesitas.

Masih Terkendali

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah masih terkendali. Dibanding kenaikan kasus harian yang pada hari ini, Rabu, 9 Februari 2022, tembus di angka 46.843 jiwa. Adapun total pasien dirawat di rumah sakit nasional hingga Rabu (9/2/22) mencapai 26,3 persen.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi M Epid, mengatakan, meski jumlah pasien yang dirawat masih terkendali, pihaknya terus memerkuat fasilitas kesehatan (faskes) agar lebih optimal dalam menghadapi kenaikan kasus yang diperkirakan akan terus terjadi dua hingga tiga minggu ke depan.

Menurut Nadia, fasyankes menjadi krusial di masa kenaikan kasus demi meminimalisir risiko terberat yang dihadapi pasien Covid-19, terutama dengan gejala sedang, berat, kritis, dan pasien dengan komorbid yang belum divaksinasi.

“Ini membuktikan sejauh ini strategi kita masih bisa berjalan efektif dan efisien dalam penanganan pasien. Kami terus mengimbau agar masyarakat yang dirawat di rumah sakit hanya untuk yang bergejala sedang hingga berat atau kritis, maupun yang memiliki komorbid dan belum vaksinasi,” kata Nadia dikutip dari situs Sehat Negeriku pada Rabu malam, 9 Februari 2022.

Baca juga:Kasus Konfirmasi Covid Anak di Sumut Meningkat, Dugaan Tertular dari Sekolah

Selain itu, proses pemeriksaan spesimen terus ditingkatkan sebagai salah satu langkah pencegahan dengan jumlah spesimen yang diperiksa pada Selasa, 8 Februari 2022, mencapai 454.919 jiwa.

Dijelaskan Nadia, angka tersebut jauh meningkat dibanding jumlah spesimen yang diperiksa pada Senin, 7 Februari 2022 yang hanya 285.789 jiwa.

Di hari yang sama, lanjut Nadia, DKI Jakarta mencatat penurunan kasus konfirmasi Covid-19 menjadi 11.808 dibandingkan jumlah konfirmasi sebelumnya yang pernah melewati puncak Varian Delta 15.825 pada 6 Februari 2022.(cnn/sc/cnbc/hm06)

Related Articles

Latest Articles