Medan, MISTAR.ID
Berdasarkan data dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) sejak tanggal 29 Januari 2022 hingga 4 Februari 2022, tercatat 1.305 kasus aktif Covid-19. Di mana, 20 persen disumbangkan dari kasus terkonfirmasi positif anak terpapar Covid-19.
Hal ini diduga dari pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Sumut. Sebab terdapat 94 kasus baru untuk anak dalam satu minggu yang sebelumnya masih 7 kasus.
“Biasanya kasus anak hanya menyumbang 10 persen, tapi saat ini kontribusi anak lebih dari 20 persen, mungkin karena berjalannya PTM, ” ucap dr Inke Nadia D Lubis, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sumut kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Sumut di Kota Medan, Senin (7/2/2022).
Inke menjelaskan karena penyebaran Omicron cepat. Sehingga pihaknya melakukan evaluasi setiap 4 hari sekali. Ia juga mengungkapkan dari 94 kasus Covid-19 anak, 40 persen berasal dari pelajar SMA. Angka tersebut, tidak berbeda pada tahun 2022 dan 2021.
Baca juga:Warga Siantar Terpapar Covid-19 Bertambah 1 Orang, Vaksinasi Anak 94,67 Persen
“Anak SMA tertular bukan di sekolah, melainkan banyak aktivitas di luar sekolah,” kata Inke.
Untuk pelajar SMP terpapar Covid-19, Inke mengatakan tidak mengalami peningkatan hanya 20 persen. Tapi, ia menjelaskan ada peningkatan pada pelajar SD yang terkonfirmasi positif virus asal Wuhan Cina itu.
“Tahun 2020 dan tahun 2021, hanya 16 persen dan 18 persen anak SD terpapar. SD ini yang terpapar proporsi nya 26 persen dari seluruh kasus. Jadi, ada kemungkinan anak-anak itu, tertular dari sekolah. Yang sebelumnya PTM tidak dilakukan, sehingga terpapar lebih sedikit dibandingkan belakang ini,” jelas Inke.
Inke menjelaskan kasus aktif Covid-19 anak ini, terbanyak ditemukan di Kota Medan sebanyak 40 persen. 60 persen lagi, berada di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kota Pematangsiantar dan Kota Gunung Sitoli.
Inke menjelaskan belum ada data resmi terkait dengan kluster penyebaran Covid-19 di Sekolah. Namun, Satgas Covid-19 Sumut sudah menyurati Dinas Pendidikan Sumut dan 33 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Sumut untuk menyampaikan laporan atau data terkait dengan anak didiknya yang terpapar Covid-19.
“Sudah banyak yang melaporkan adanya kasus, pada anak sekolah. Tapi kita belum mendapatkan data resmi. Jadi dari Satgas sudah dikeluarkan ke Dinas Pendidikan untuk memberikan laporan. Tapi kasus ini belum terkumpul. Ini juga menjadi evaluasi bagi kita. Apakah, dimulai PTM terjadi kluster apa tidak,” jelas Inke.
Sementara itu, Anggota Satgas Penanganan Covid- 19 Sumut Restuti Saragih meminta seluruh Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten/kota untuk segera melaksanakan monitoring evaluasi PTM terbatas. Serta surveillance active case finding untuk dilaporkan kepada Satgas Nasional sebagai dasar untuk meneruskan atau memberhentikan PTM.
“Juga diharapkan Satgas untuk meningkatkan kecepatan cakupan vaksinasi primer dan vaksinasi booster pada pendidik, tenaga kependidikan, siswa atau mahasiswa, orang tua dan keluarga serta seluruh civitas akademika,” pungkasnya.
Baca juga:Siantar Zero Kasus Aktif Covid-19, Vaksin Anak Usia 6-11 Tahun Capai 91,24%
Seperti diketahui dengan tingginya, angka kasus aktif Covid-19 di Sumut. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengeluarkan 10 kebijakan salah satunta untuk memberlakukan PTMÂ secara hybrid, yakni 50 persen daring dan 50 persen luring, dimulai sejak 7 Februari 2022.
Selain itu, Edy Rahmayadi juga meminta kabupaten/kota melakukan surveilans epidemiologi, apabila menemukan kasus aktif di satuan pendidikan.
“Nah pembelajaran tatap muka ini harus dihentikan bila ditemukan kasus di sekolah. Di bandara, pelabuhan dan terminal bus ini harus didirikan pos dan lalukan swab secara acak ini harus segera di lakukan. Pusat perbelanjaan/mall jam 08.00 WIB sudah berhenti (tutup) dan aplikasi PeduliLindungi ini benar-benar dilaksanakan. Jam operasional rumah makan, cafe sampai pukul 09.00 malam,” terangnya. (anita/hm06)
